Mengenal Waterspout yang Terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Apa Bedanya dengan Angin Puting Beliung?
Dikutip dari situs BMKG, siklon, tornado, puting beliung, dan waterspout sama-sama merupakan pusaran atmosfer.
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena alam waterspout terjadi di tengah-tengah Waduk Gajah Mungkur, Wonigiri, pada Rabu (20/1/2021) sore.
Peristiwa itu cukup menggegerkan masyarakat dan sempat viral di media sosial.
Banyak masyarakat yang menyebut fenomena itu adalah angin puting beliung hingga tornado.
Namun, Badan Metereologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) Jawa Tengah Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang mengatakan fenomena itu merupakan waterspout.
Lantas apa perbedaan antara puting beliung dan waterspout, serta apa bedanya dengan tornado dan juga siklon?
Baca juga: Puting Beliung Besar Muncul di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, BMKG: Itu Waterspout
Dikutip dari situs BMKG, siklon, tornado, puting beliung, dan waterspout sama-sama merupakan pusaran atmosfer.
Ukuran diameter tornado, puting beliung, dan waterspout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer.
Tornado biasanya terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas dan siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah hingga kemudian mati
Sedangkan puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia.
Adapun waterspout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan (dapat berupa danau maupun laut).

Baca juga: Viral Puting Beliung di Atas Situ Patenggang Bandung, BMKG Sebut Waterspout, Ini Penjelasannya
Sementara itu, mengutip Lapan.go.id, fase kehidupan waterspout ini terbentuk dari beberapa tahapan.
1. Fase pembentukan awal, pada tahap ini terdapat dukungan temperatur, kelembapan dan pergeseran angin yang menjadi syarat bagi pembentukannya
2. Fase awan cerah terbentuk di atas permukaan air.
3. Awan cerah tersebut dikelilingi oleh awan disekitarnya yang berwarna abu gelap.
4. Pembentukan corong berwarna terang yang memanjang dan berbentuk spiral.
5. Corong spiral memanjang mulai tampak oleh pengamatan visual dan di bagian permukaan air terbentuk percikan air ke segala arah.
Pada saat tahapan kelima itu, peluruhan waterspout terjadi ketika terdapat udara lembap atau uap air yang masuk ke dalam corong badainya.
Sangat sedikit ditemui waterspout dapat bertahan lama atau bahkan berpindah dari air menuju darat.
Ini karena dukungan kelembapan atau uap air yang dihasilkan oleh suatu permukaan air cenderung memiliki karakteristik yang khas.
Waterspout yang pernah terbentuk di suatu area, memiliki potensi besar dapat terjadi lagi di wilayah tersebut.
Tak Ada Korban Jiwa
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan tak ada korban jiwa atau kerugiaan meteriil dari fenomena alam itu.
"Betul, (waterspout) di tengah Waduk (Gajah Mungkur), putarannya dari tengah menuju ke barat," ungkap Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu sore.
Bambang menyebut durasi waterspout di Waduk Gajah Mungkur berlangsung cukup lama, yakni sekitar 10-15 menit.
Meski demikian, tidak ada kerusakan yang ditimbulkan oleh angin tersebut.
"Sebelum sampai ke pemukiman, (angin berbelok) ke arah selatan," ujar Bambang.
"Jadi tidak berdampak," imbuhnya.
Waterspout di Waduk Gajah Mungkur tersebut dikatakan Bambang terjadi saat hujan deras mengguyur Wonogiri.
"Cuaca pas hujan, untuk saat ini (pukul 18.00 WIB) masih gerimis," ungkapnya.
Bambang menyebut, munculnya angin puting beliung di tengah Waduk Gajah Mungkur bukan terjadi pertama kali ini.
"Sepertinya tahunan, sebelumnya pernah terjadi," ujarnya.
Bambang menegaskan, tidak ada kerusakan yang timbul akibat fenomena alam itu.
"Tidak ada (kerusakan)," ungkapnya.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis 21 Januari 2021: 4 Wilayah Ini Berpotensi Hujan Petir & Angin Kencang
Baca juga: Angin Puting Beliung Terjang Waduk Gajah Mungkur, Berputar Cukup Lama, Sempat Buat Geger Warga
(Tribunnews.com/Tio, Gilang)