Kaleidoskop 2020
Kaleidoskop Februari 2020: Isu Pemulangan WNI eks ISIS hingga Kongres PAN Ricuh
Berikut 5 peristiwa dan isu penting yang terjadi selama Februari 2020. Ada isu pemulangan WNI eks ISIS yang mendapat penolakan.
TRIBUNNEWS.COM - Di bulan Februari tahun 2020, tercatat sejumlah isu dan peristiwa besar terjadi di Indonesia.
Seperti isu pemulangan WNI eks ISIS, usulan ganja dijadikan komoditas ekspor oleh anggota DPR Fraksi PKS dan meninggalnya Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.
Berikut Tribunnews merangkum 5 isu dan peristiwa besar yang terjadi di bulan Februari 2020:
1. Usulan ekspor Ganja
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng Muhammad Faqih meminta usulan ganja dijadikan sebagai komoditas ekspor dikaji ulang.
Usulan tersebut dikeluarkan Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Rafli Kande.
Dikutip dari Kompas.com, menurut Rafli, ganja dapat menjadi komoditas ekspor yang bagus di pasar internasional.
Baca juga: Kaleidoskop September 2020: Topan Haishen Menerjang Jepang dan Korsel, Konflik di Nagorno-Karabakh
Baca juga: Kaleidoskop Januari 2020: Mulai Banjir, Munculnya Kerajaan Palsu hingga Laut Natuna diklaim China
Hal tersebut disampaikan dalam rapat kerja Komisi VI DPR bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kamis (30/1/2020).
"Jadi pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas ekspor yang bagus," kata Rafli di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta.
Daeng Muhammad Faqih mengungkapkan jika Ganja merupakan barang yang terlarang di Indonesia.
"Perlu dipertimbangkan lagi, perlu hati-hati karena Ganja ini di negara kita termasuk barang terlarang digunakan sebagai komoditas untuk perdagangan," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Minggu (2/2/2020).
Ia menegaskan usulan tersebut untuk dikaji karena ganja termasuk narkotika golongan 1.

2. Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah Meninggal
Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid dimakamkan di kompleks makam keluarga Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (3/2/2020).
Kyai yang akrab disapa Gus Sholah ini meninggal dunia pada Minggu, 2 Januari 2020 sekitar jam 20.59 WIB saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dalam usia 77 tahun.
Prosesi pemakaman Gus Sholah dihadiri banyak tokoh.
Setelah dilalukan salat jenazah berjamaah di Masjid Pesantren Tebuireng sekitar jam 13.30 Wib, jenazah Gus Sholah dibawa ke makam yang terletak di halaman belakang pesantren.
Gus Sholah dimakamkan persis di sisi utara dari makam kedua orang tuanya, KH Wahid Hasyim dan Nyai Sholehah.
Pengacara kondang Hotman Paris turut menghadiri pemakaman Gus Sholah.
Bahkan, Hotman Paris sempat berebut dengan para pelayat agar dapat mengusung keranda Gus Sholah.
Hotman Paris mengaku dirinya merupakan umat kristen yang hadir dalam pemakaman Gus Sholah dan diterima dengan ramah oleh para kyai.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Buronan Kelas Kakap Berhasil Ditangkap, Menteri Sampai Kabareskrim Ikut Menjemput
Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Pernikahan Viral di Lombok, Pelajar Nikahi 2 Gadis hingga Mahar Ayam Bakar
3. Isu Pemulangan WNI eks ISIS
Menko Polhukam, Mahfud MD menanggapai pro dan kontra pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi anggota ISIS atau Foreign Teroris Fighter (FTF).
Mahfud MD pun menjawab permasalahan berdasarkan argumen pribadinya, bukan sebagai Menko Polhukam.
Menurutnya, WNI yang sudah bergabung dengan ISIS tidak perlu dipulangkan karena berbahaya.
"Kalau Mahfud, tidak usah dipulangkan karena berbahaya bagi negara," ujarnya dilansir melalui YouTube Tribunnews.com Kamis (6/2/2020).
Mahfud mengatakan paspor para WNI yang menjadi anggota ISIS ini bisa dicabut, sehingga mereka tidak memiliki status kewarganegaraan.
"Secara hukum bisa saja paspornya dicabut karena ia pergi secara ilegal kesana, kan bisa saja. Kita tidak tahu apakah mereka punya paspor asli atau palsu. Seumpama asli kalau pergi secara seperti itu tanpa ijin yang jelas dari negara ya mungkin paspornya bisa dicabut. artinya dia tidak punya status kewarganegaraan," ungkapnya.
Ia menambahkan jika banyak negara belum memulangkan warganya yang bergabung menjadi anggota ISIS.

Steering Committee (SC) Kongres ke 5 PAN, Bima Arya menjelaskan penyebab kericuhan yang terjadi ditengah Kongres PAN.
Ia menceritakan jika sudah sejak beberapa hari lalu ada permasalahan mengenai kepesertaan.
Menurutnya kericuhan yang menyebabkan aksi saling lempar kursi disebabkan adanya 21 pemilik suara yang statusnya kontroversi.
"Jadi ada pemilik hak suara yang masih bermasalah keabsahannya. Ada sekitar 21 pemilik suara yang statusnya kontroversi," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Selasa (11/2/2020).
Tapi permasalahan tersebut dapat diatasi dengan sebuah keputusan untuk membekukan suara peserta kontroversi.
"Sudah ada titik temu setelah kericuhan. Menghasilkan satu keputusan, suara yang tadi bermasalah di nol kan atau dibekukan sehingga tidak bisa dipergunakan," imbuhnya.
Bima Arya sangat menyesalkan adanya kericuhan ini dan berharap menjadi yang terakhir untuk partai PAN.
Baca juga: KALEIDOSKOP 2020 - 8 Artis Meninggal Sepanjang Tahun Ini, Ashraf Sinclair, Barli Asmara, Dylan Sada
5. Muncul Sayembara untuk Menangkap Harun Masiku
Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman membuat sebuah sayembara berhadiah dua unit iPhone 11.
Sayembara tersebut terbuka untuk masyarakat umum yang dapat menemukan dan menginformasikan keberadaan Harun Masiku dan Nurhadi.
Hingga kini mantan caleg PDI-P dan mantan Sekretaris MA ini masih buron dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Boyamin Saiman mengatakan hal ini dilakukannya sebagai sindiran atas kinerja KPK yang lemah dan lambat dalam mencari kedua orang tersebut.
Menurutnya KPK sudah kehilangan kekuatannya dan mengibaratkan KPK seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
"Sebenarnya ini kan sindiran satire kepada KPK karena apapun KPK kalau dulu kan superbody, sangat ditakuti orang dan mendengar namanya saja sudah gemetar."
"Ketika pada posisi Harun Masiku dan Nurhadi ini, kenapa KPK menjadi lemah tidak berdaya, kalau wayang itu kesaktiannya sudah hilang dicabut gitu karen apa seperti tidak tahu harus berbuat apa. Seperti anak ayam kehilangan induknya," ujarnya dilansir melalui YouTube tvOneNews, Rabu (19/2/2020).
(Tribunnews.com/Mohay)