Virus Corona
BPOM Diminta Profesional Periksa Vaksin Covid-19 Sinovac
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto mengingatkan BPOM profesional dan obyektif menilai hasil uji klinis fase III Vaksin Covid-19 dari Sinovac.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto, mengingatkan BPOM bersikap profesional dan obyektif dalam menilai hasil uji klinis fase III Vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Vaksin yang saat ini tengah dirampungkan proses pengujian di Bio Farma bekerja sama dengan FK Universitas Padjadjaran ini perlu diperiksa secara hati-hati dan sesuai ketentuan sebelum diberikan izin edar.
Jangan sampai karena tekanan pemerintah atau kejar tayang maka proses perizinan digampangkan atau keluar dari standar proses yang ada.
"Pasalnya vaksin Covid-19 dari Sinovac sudah terlanjur diimpor dari China dan disimpan di gudang Bio Farma di Bandung sebanyak 1,2 juta dosis dan segera datang sebanyak 1,8 juta dosis lagi," kata Mulyanto kepada wartawan, Senin (14/12/2020).

Anggota Komisi VII DPR RI ini menegaskan, BPOM harus melakukan review terhadap semua prosedur penelitian dan uji klinis tahap III vaksin ini, termasuk tingkat validitasnya.
Selain itu BPOM juga perlu membuka informasi prosedur perizinan tersebut kepada masyarakat ilmiah agar dapat diawasi bersama-sama.
"Standar ilmiah ini harus menjadi batu uji empiris BPOM, sehingga setiap prosedur pengujian dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian masyarakat jadi lebih yakin bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac imunogenitas efektif dan aman bagi penggunanya," ucapnya.
"IDI dalam rekomendasinya kepada Menkes juga menyatakan hal yang sama, bahwa vaksin yang digunakan harus terbukti efektivitas, imunogenitas, dan keamanannya. Hal itu dibuktikan dengan telah melewati uji klinis fase tiga yang sudah dipublikasikan," imbuhnya.

Mulyanto menambahkan, sekarang ini semua mata menyorot ke BPOM.
Jangan sampai sebagai Badan Pengawas yang independen dan obyektif BPOM dapat disetir pihak tertentu.
"Ini tidak kita inginkan bersama. Kredibilitas BPOM akan dipertaruhkan. Kalau demikian akhirnya yang dirugikan uang Negara dan rakyat juga," ujar Mulyanto.
Untuk diketahui sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari China telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta (6/12).
aksin dikemas dalam 33 paket dengan berat bruto 9.229 kilogram.
Jumlah vaksin yang diimpor sebanyak 1,2 juta vial dosis vaksin dan 568 vial dosis vaksin untuk contoh pengujian.