Moeldoko: Kartu Prakerja Bisa Menjadi Pola Baru Layanan Birokrasi
Moeldoko menambahkan, Kartu Prakerja bisa jadi model penyelenggara birokrasi, pelayanan yang baik, dan transparan.
"Sakernas Agustus 2020 mempunyai jumlah sampel 30 ribu blok sensus atau sekitar 300 ribu rumah tangga yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia," ujar Kecuk.
Selain memberikan informasi keberhasilan program Kartu Prakerja, survei tersebut juga menggarisbawahi pentingnya upaya penyebaran informasi yang lebih masif di Indonesia Timur, khususnya Papua dan Papua Barat.
Menteri Koordinator (Menok) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang diwakili oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, Kartu Prakerja adalah program yang masih sangat muda.
Di mana saat Sakernas dilaksanakan pada Agustus 2020, program baru berjalan efektif dua bulan dengan jumlah penerima kurang dari 50 persen.

Baca juga: Bagaimana Agar Status Kepesertaan Kartu Prakerja Gelombang 11 Tak Dicabut?
"Hasil Sakernas ini sangat penting sebagai bahan evaluasi program, melengkapi tiga survei yang diadakan oleh Manajemen Pelaksana, dan Sakernas ini mengkonfirmasi dampak positif Program Prakerja dalam meningkatkan keterampilan kerja," ujar Susiwijono.
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Elan Satriawan juga ikut memberikan pendapatnya.
Ia menilai, hasil Sakernas Agustus 2020 menunjukkan program Kartu Prakerja yang mengkombinasikan bantuan sosial dengan peningkatan keterampilan kerja.
Terbukti berhasil memberikan akses manfaat pada kelompok rentan baru di masa pandemi ini.
Sementara Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni P. Purbasari menegaskan pihaknya serius menjaga kualitas pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja, agar betul-betul membekali keterampilan peserta.

Baca juga: Kemendikbud Cocokkan Data Bantuan Subsidi Upah dengan BPJS Ketenagakerjaan dan Kartu Prakerja
"Untuk bisa diterima, sebuah pelatihan harus lolos asesmen berlapis dari platform digital, Manajemen Pelaksana, dan Tim Ahli dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Atma Jaya dan Indonesia Mengajar."
"Sesudah masuk ke dalam ekosistem pun akan dievaluasi lagi oleh Manajemen Pelaksana, Tim Ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan oleh peserta melalui ulasan dan rating," kata Denni.
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah melakukan tiga survei evaluasi.
Survei evaluasi pertama diikuti oleh 2,4 juta peserta dan survei kedua dengan 293 ribu peserta dan survei ketiga masih berlangsung saat ini.
Hasil survei mencatat 81 persen peserta belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya.
Lebih dari 84 persen menyatakan pelatihan Prakerja meningkatkan kompetensi, baik skilling, reskilling maupun upskilling.

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Mungkin Dibuka Kembali Tahun Depan