Minggu, 5 Oktober 2025

Kapolri Pertama Soekanto, Sultan Babullah Hingga Rumagesan Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Selama 14 tahun menjabat, Soekanto dikenal sebagai sosok yang visioner, disiplin, jujur, dan konsisten dalam membangun Polri.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Jelang Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI Ke-75 Tahun 2020, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., didampingi Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. melaksanakan ziarah nasional dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/10/2020). Mengawali ziarah tersebut, Panglima TNI beserta rombongan melaksanakan penghormatan kepada arwah para pahlawan, mengheningkan cipta untuk mengenang jasa-jasa Pahlawan. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan tabur bunga dan peletakan karangan bunga di Makam mantan Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf (B.J.) Habibie dan Makam Pahlawan Revolusi serta Pahlawan Nasional lainnya. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh negara, bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan pada Selasa (10/11/2020) mendatang di Istana Negara, Jakarta.

"Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara pada tanggal 10 November dengan inspektur upacara Presiden RI. Ada enam calon penerima gelar pahlawan tahun 2020, Insya Allah tidak ada perubahan ya," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara melalui Konferensi Pers 'Jelang Peringatan Hari Pahlawan 2020' secara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemensos RI, Jumat (6/11/2020).

Juliari menyebut, penganugerahan dan pemilihan calon pahlawan nasional ini telah melalui pertimbangan dari Kementerian Sosial dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Sebelumnya, Kementerian Sosial menerima usulan setidaknya 20 nama untuk diberikan gelar pahlawan nasional. Setelah disaring dari 20 nama itu akhirnya keluar 6 nama.

Adapun rincian keenam tokoh tersebut yang pertama adalah Jenderal Pol. (Purn.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.

Baca juga: Presiden Jokowi akan Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada 6 Tokoh

Ia merupakan Kapolri pertama. Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno menunjuk Soekanto menjadi Kapolri.

Saat itu, ia ditugasi oleh Presiden Soekarno mengubah mental kepolisian kolonial di seluruh wilayah RI dan mengemban seluruh fungsi kepolisian yang terpecah pada masa pendudukan Hindia-Belanda.

Sebagai Kapolri pertama awal karier Soekanto tak terlalu mulus. Ia harus memulai jabatan barunya dari nol.

Tanpa kantor, tanpa staf, dan tanpa punya wewenang formal karena tugasnya hanya melanjutkan Hoofd van de Dienst der Algemene Politie.

Selama 14 tahun menjabat, Soekanto dikenal sebagai sosok yang visioner, disiplin, jujur, dan konsisten dalam membangun Polri.

Setelah purna-tugas, pada masa Orde Baru, Soekanto ditunjuk oleh Presiden Soeharto untuk menjadi Dewan Pertimbangan Agung bersama 11 orang lainnya hingga diberhentikan dengan hormat pada 23 Maret 1978.

Belakangan nama Soekanto juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pahlawan kedua adalah Sultan Babullah dari Provinsi Maluku Utara. Ia merupakan sultan teragung dalam sejarah Ternate dan Maluku.

Penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku ini dikenal karena berhasil mengusir Portugis dan membawa kesultanan tersebut ke puncak kejayaan di akhir abad ke-16.

Kemudian pahlawan ketiga yakni Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat.

Baca juga: HNW Mendukung Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Pada Tokoh Perjuangan Kemerdekaan KH. Ahmad Sanusi

Ia adalah raja dari wilayah Sekar --yang sekarang menjadi Fakfak-- dengan gelar Raja Al-Alam Ugar Sekar.

Meski Sekar bukan kerajaan besar, bahkan hanya wilayah admistratif dari Kerajaan Tidore, namun bukan berarti peran Rumagesan menjadi kecil.

Pada tahun 1898, karena Kesultanan Tidore sudah tak lagi memanfaatkan pajak dari Papua Barat, Belanda lalu mencoba mengambil alih dan membangun perekonomian daerah dengan mempekerjakan buruh untuk perusahaan Maatschapijj Colijn.

Saat itu, Rumagesan menjadi orang yang menentang keras dan meminta Belanda, yang selama ini sewenang-wenang dalam membayarkan gaji tenaga kerja, untuk memenuhi syarat yang diajukan raja.

Friksi antara pemerintah Belanda dengan Rumagesan pun muncul akibat masalah upah pekerja yang tidak adil.

Akibatnya, pada tahun 1934, Rumagesan dan 73 pengikutnya ditangkap oleh pemeirntah kolonial.

Rumagesan diasingkan ke Saparua selama 15 tahun, sedangkan para pengikutnya dipenjara hingga 10 tahun.

Setelah bebas, Rumagesan bertemu Presiden Soekarno untuk menyatakan dukungannya bagi kemerdekaan Indonesia.

Ia juga menegaskan akan memperjuangkan kemerdekaan Papua dari penjajahan Belanda seperti pulau-pulau lain di Indonesia dengan mendirikan Gerakan Revolusi Tjendrawasih Irian Barat atau GTRIB.

Bagi masyarakat di Maluku Utara dan Papua Barat, ini pertama kalinya mereka memiliki sosok pahlawan nasional.

"Jadi Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat Memang belum pernah memiliki pahlawan nasional, dan apabila tidak ada perubahan, Insya Allah kedua pahlawan ini akan diberikan gelar pahlawan nasional di tahun ini," kata Juliari.

Baca juga: Ali Sastroamidjojo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Selain tiga tokoh itu, Presiden Jokowi juga akan menyematkan gelar pahlawan nasional kepada Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan tokoh pergerakan dan pernah menjadi Menteri Penerangan RI pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Gelar pahlawan nasional juga akan diberikan kepada Sutan Mohammad Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara.

Pria yang kemudian dikenal dengan nama SM Amin itu adalah tokoh yang terlibat dalam ikrar Sumpah Pemuda, bahkan menjadi salah satu panitia kongres untuk kegiatan tersebut.

SM Amin juga berprofesi sebagai pengacara yang kerap membantu para pahlawan kemerdekaan saat tertangkap oleh Hindia Belanda di masa penjajahan.

Terakhir, gelar pahlawan nasional disematkan kepada Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi dari Provinsi Jambi.

Mattaher merupakan sosok panglima perang yang mempunyai peran sentral dalam menumpas kolonial Belanda di Jambi. Kini, namanya abadi dalam sebuah Rumah Sakit yang berlokasi di Kecamatan Telanaipura, Jambi.

Selain memberikan gelar pahlawan nasional kepada 6 tokoh itu, Presiden Jokowi juga akan memberikan gelar kehormatan berupa Bintang Mahaputera kepada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat pada 11.

Selain itu, eks Menteri kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, eks Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga akan mendapatkan penghargaan dari Jokowi.

Rangkaian peringatan Hari Pahlawan nanti juga bakal diisi kegiatan bakti sosial pada janda pahlawan nasional.

Kementerian Sosial bakal menyambangi rumah janda KH Idham Chalid dan tiga perintis kemerdekaan lainnya.

Baca juga: Hamengkubuwono II Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Selain itu juga akan digelar ziarah nasional di Taman Makan Pahlwan di Kalibata dengan inspektur upacara langsung oleh Presiden Jokowi.

Ada pula upacara tabur bunga di Teluk Jakarta dengan inspektur upacara Ketua DPR RI.

Ketua Panitia Peringatan Hari Pahlawan 2020 Helmi Yahya menyebutkan bahwa perayaan Hari Pahlawan akan diisi pula oleh webinar kepahlawanan pada tanggal 9 November.

"Sampai tadi pagi yang mendaftar webinar sudah lebih dari seribu orang mulai dari siswa, mahasiswa dan beragam komunitas lainnya," kata Helmy.

Sejumlah lomba juga bakal memeriahkan Hari Pahlawan, seperti lomba foto, lomba video kreatif, dan lomba busana mirip pahlawan. Para pemenang akan diumumkan pada puncak acara, 10 November 2020. (tribun network/fik/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved