Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Ikuti Arahan Presiden Jokowi, BPOM : Mutu Vaksin dan Aspek Khasiat Keamanan Harus Terjamin

"Sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin edar semua kandidat vaksin Covid-19 ada masih dalam proses," ujar Yogi.

Lionel BONAVENTURE / AFP
Foto yang diambil pada 7 Oktober 2020 ini menunjukkan jarum suntik pada ilustrasi yang mewakili Covid-19 (novel coronavirus), di Toulouse, Prancis barat daya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM Togi J Hutadjulu, Apt, MHA menegaskan, sampai hari ini belum ada satupun vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin edar.

Ia mengatakan, vaksin Covid-19 yang sedang diupayakan Indonesia itu masih
dalam proses pengembangan uji klinik baik pra klinik (uji pada hewan) maupun uji klinik (uji pada manusia).

"Sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin edar semua kandidat vaksin Covid-19 ada masih dalam proses," ujar Yogi pada diskusi virtual Kamis (29/10).

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO per tanggal 19 Oktober 2020, diketahui ada 44 kandidat vaksin Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji klinik.

Sementara, ada 154 kandidat vaksin yang sedang dalam tahap uji pra klinik.

Pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19).
Pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19). (Hyderus.com)

Ia menerangkan, kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinik fase 3, di antaranya vaksin Covid- 19 dari Sinovac, Sinopharm, University of Oxford yang bekerja sama dengan Astra Zeneca.

Kemudian, Cansino, Gamalea dari Rusia, Janssen Pharmaceutical, Novavax, maupun Moderna.

"Badan POM mendukung persiapan pemerintah dalam pemberian vaksin covid, serta memperhatikan arahan bapak Presiden tentang perlunya kehati-hatian,"ujar Togi.

Proses pengadaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia telah sesuai standar dan persyaratan kaidah internasional, di mana keamanan, efektivitas, dan mutu harus terjamin.

Hal itu menepis anggapan bahwa vaksin Covid-19 yang disiapkan pemerintah terkesan terburu-buru.

"Badan POM tentunya menjunjung tinggi asas kehati-hatian sebagaimana sudah diarahkan oleh Bapak Presiden bahwa kehati-hatian itu sangat penting jadi harus terbukti keamanan dan efektifitas dari produksi tersebut," ujar Togi.

Ia menerangkan, pihaknya mengacu pada standar dan persyaratan dari WHO, US FDA atau Food and Drug Assossiation United State of America, serta European Medicines Agency (EMA).

"Itu adalah beberapa otoritas regulatory obat yang sangat ketat dalam rangka melakukan evaluasi dan penetapan persetujuan kondisi, conditional approval ataupun emergency authorization,"jelas dia.

Togi memastikan, dalam proses vaksin Covid-19 tidak ada pihak mana pun yang dapat memberi tekanan atau paksaan agar vaksin Covid-19 segera bisa digunakan.

"Kami (BPOM) pastikan bahwa memang memenuhi persyaratan aspek-aspek khasiat keamanan. Kami tidak akan merasa dapat tekanan harus cepat tetapi yang paling penting adalah keamanan dan efektivitas dari vaksin ini sehingga dapat digunakan oleh masyarakat untuk penanggulangan konsisten Covid-19,"ujar Togi.

Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin potensial Sinovac Biotech kepada Dokter Cem Gun (kiri) selama uji coba fase ke-3 di Rumah Sakit Acibadem di Istanbul, pada 9 Oktober 2020.
Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin potensial Sinovac Biotech kepada Dokter Cem Gun (kiri) selama uji coba fase ke-3 di Rumah Sakit Acibadem di Istanbul, pada 9 Oktober 2020. (Yasin AKGUL / AFP)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved