Penanganan Covid
EKSKLUSIF TRIBUNNEWS: Saat Pingsan karena Covid-19, Budi Karya Pernah Mimpi Ikut Tes Jadi Pilot
Budi Karya Sumadi pernah dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Maret 2020. Ia sempat tak sadarkan diri.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merupakan pejabat tinggi yang pernah terifeksi Covid-19 dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Gatot Soebroto, Jakarta. Kejadian itu telah mengubah gaya hidup alumnus Universitas Gajah Mada tersebut
Budi Karya Sumadi pernah dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Maret 2020. Ia sempat tak sadarkan diri.
"Pada saat tak sadarkan diri, saya sempat bermimpi menjadi pilot," ujar Budi Karya Sumadi dalam
wawancara eksklusif dengan Tribun Network, di Jakarta, , Rabu (14/10/2020).
Budi meyakini kesembuhannya merupakan sebuah mukjizat. "Kesembuhan saya adalah mukjizat dari Allah SWT," sambungnya.
Budi berharap masyarakat bisa belajar dari pengalamannya terpapar Covid-19. Berikut lanjutan petikan
wawancara Tribun Network dengan Budi Karya Sumadi.
Bisa ceritakan kembali pengalaman ketika terpapar Covid-19 hingga pulih kembali?
Saya mau mengatakan kesembuhan saya mukjizat. Allah memberikan mukjizat kepada saya hingga
sembuh. Pada Maret itu tidak ada namanya swab test.
Saya beruntung bisa recovery, bisa sadar, dan bisa sehat.
Banyak yang tidak beruntung. Ini sangat
bermakna bagi saya. Kalau gaya hidup saya seperti sekarang, mungkin saya tidak terkena covid.
Gaya hidup seperti apa?
Rajin olahraga, tapi di usia saya (63) disarankan olahraga jalan kaki. Jadi setiap hari saya jalan 5 kilometer.
Ngos-ngosan juga. Makan karbohidrat sudah ditinggalkan. Tidur paling malam pukul 22.00. Terus jarang ngopi-ngopi lagi.
Waktu terinfeksi Covid-19, apa yang dirasakan?
Kayak flu, pilek, batuk, pegal-pegal, dan daya tahan tubuh menurun. Satu hari sebelum masuk rumah
sakit, saya masih ikut rapat kabinet terbatas.
Selain itu masih menemui Menteri Pariwisata Belanda. Hikmah yang bisa kita ambil, please life style (gaya hidup) harus diubah. Hidup sehat.
Pelajaran SD kita dulu kana da 4 sehat 5 sempurna. Kedua, cukuplah tidur, marilah berolahraga. Saya pikir itu sederhana tapi kita memang harus melakukan.
Selama 14 hari tidak sadarkan diri apa yang dialami?
Saya mimpi jadi pilot. Mimpi tes pilot, celakanya tidak lulus-lulus. Saat lulus banyak orang sorak-sorak,
saat itulah saya sadar.
Ada mimpi kenangan manis di kampus. Jadi lucu memang. Masa lalu yang banyak diimpikan.
Apa kondisi terburuk yang Anda pikirkan saat itu?
Alhamdulillah saya orang yang optimis. Saya dibilang termasuk yang bersemangat pada saat sadar. Saya
langsung merawat diri sendiri.
Sejumlah masyarakat percaya, virus Covid-19 itu hasil konspirasi dan sebenarnya tidak pernah ada. Sebagai orang orang pernah terinfeksi Covid-19, apa komentar Anda?
Saya prihatin saja itu terjadi. Celakanya pendapat itu diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu. Jadi orang-
orang yang kurang berpendidikan ibaratnya diapi-apikan.
Menurut saya tidak baik. Pemerintah secara masif melakukan sosialisasi. Insyaallah kita tidak bosan-
bosannya berkomunikasi dengan mereka.
Kita memasuki tujuh bulan pandemi Covid-19, bisa Anda ceritakan bagaimana perkembangan dalam dunia transportasi?
Akhir Maret 2020 saya sudah sembuh, 5 April sudah ke kantor. Pada masa-masa itu kita grogi, karena
tidak pernah memperkirakan ada kejadian seperti ini.
Pada saat itu memang grogi, tidak tahu harus berbuat apa. Tapi lambat laun kita menemukan satu cara
mengatasi ini dan yang paling penting itu adalah konsep yang dibuat oleh Pak Presiden.
Utamakan protokol kesehatan, tetapi kegiatan harus tetap. Bayangkan anggaran untuk covid ini ada Rp
695 triliun. Banyak sekali terutama untuk bantuan langsung tunai (BLT) ke masyarakat.
Jadi kalau banyak diberitakan kita tidak concern pada covid, itu luar biasa tidak benar.
Kalau dihitung rapat terbatas itu katakanlah sebulan 10 kali, lima kali itu berbicara mengenai covid. Ya
ngomong dananya, ngomong pembagiannya, ngomong transportasinya, ngomong jalan, padat karya,
dan sebagainya.
Pada Maret 2020, tranportasi udara hanya beroperasi 10 persen, namun kemudian terus naik,
puncaknya pas liburan kemarin hampir 50 persen, dan sekarang sudah 50 persen.
Yang tidak terdampak itu angkutan laut, semuanya tetap untung. Pergerakannya 80-90 persen. Kereta
api agak unik.
KRL (kereta rel listrik) itu setiap hari mengangkut orang lebih dari 1 juta. Nah sekarang ini kita batasi
hanya 45 persen. Singkat kata transportasi ini jadi darah pergerakan ekonomi.
Pak Presiden itu sering telepon sama saya, kereta bagaimana, laut bagaimana. Singkat kata memang kita
mengutamakan penanganan Covid-19, tetapi kita memang juga harus move on, harus bergerak.
Memang ada anggapan kita tidak prokesehatan. Saya bilang setiap Minggu harus ke daerah-daerah tapi
tetap jaga protokol kesehatan, bawa masker, cuci tangan, pakai face shield, dan jaga jarak.
Pewawancara: Dennis Destrayawan
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).