Dua Periode Jadi Sekjen, Hasto Kristiyanto Mengawali Karier Politiknya di PDI-P Sebagai Tukang Ketik
Berbekal ilmu selama jadi tukang ketik notulensi, Hasto tak lagi kesulitan dalam memberikan materi kepada kader-kader baru PDI-P.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjabat sebagai Sekertaris Jenderal (Sekjen) selama dua periode.
Hasto pertamakali menjabat Sekjen pada tahun 2014, saat itu dia menggantikan Tjahjo Kumolo yang didapuk menjadi Menteri Dalam Negeri.
Saat ini, Hasto kembali menjadi Sekjen PDI-P periode 2019 - 2024.
Bagi alumni Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu, perjalanan menjadi seorang Sekjen di Partai PDI-P bukanlah perjalanan yang singkat.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Tribun Network, Hasto menceritakan mengawali karier politiknya di PDI-P sebagai seorang tukang ketik.
Hasto sebelumnya pernah bekerja di salah satu kantor BUMN PT. Rekayasa Industri selama 11 tahun.

Pria kelahiran Yogyakarta 7 Juli 1996 itu terjun ke dunia politik setelah menyelesaikan studi S2 International Management di Prasetya Mulya Bussiness School.
Baca juga: Awal Mula Hasto Kristiyanto Mantap Jadi Politisi PDI-P, Otoriternya Orba dan Terharu Orasi Megawati
"Setelah saya mengambil S2 saya merasa tiba saatnya saya masuk ke politik, sesuai dengan cita-cita dulu. Maka kemudian saya total, masuk politik dulu saya sebagai tukang ketik di dalam rapat. Itu sudah di DPP," ucap Hasto di Markas Tribun Network, Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Hasto tak pernah berkecil hati saat menjadi tukang ketik di dalam setiap rapat internal PDI-P.
Dengan menjadi tukang ketik notulensi rapat internal, Hasto justru dapat memahami roh partai berlambang banteng itu.
"Tetapi justru dengan menjadi tukang ketik, menulis notulen rapat, saya bisa memahami roh partai ini, saya bisa memahami bagaimana Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan. Kemudian saya jalani dan terus saya ikut kaderisasi, saya mengajar," ucap Hasto.
Hasto menceritakan, banyak pelajaran tentang manajemen dan ideologi partai yang didapat.
Berbekal ilmu selama jadi tukang ketik notulensi, Hasto tak lagi kesulitan dalam memberikan materi kepada kader-kader baru PDI-P.
"Saya itu hobinya mengajar, saya mengajar ADRT, mengajar ideologi, mengajar manajemen partai, kebudayaan, dan kemudian menampilkan dengan cara kreatif," kata dia.