Senin, 6 Oktober 2025

Presiden Ingin Bangun Budaya Korporasi Petani dan Nelayan

Presiden Jokowi ingin membangun budaya korporasi bagi petani dan nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

TRIBUN/HO
Petani binaan PT Lestari Asri Jaya (LAJ) yang merupakan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanamitra Lestari memanen sayuran di Desa Napal Putih, Jambi, Kamis (24/9/2020). LAJ berkomitmen meningkatkan penghidupan para petani hutan dengan melakukan pembinaan dan mendukung sarana pertanian kepada 265 petani yang tergabung di delapan Kelompok Tani Hutan, dua kelompok wanita tani dan satu gabungan kelompok tani termasuk menyerap hasil panen petani melalui koperasi karyawan, sehingga dapat menopang perekonomian petani sekitar hutan di masa pandemi dan di masa mendatang. TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin membangun budaya korporasi bagi petani dan nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas bersama Presiden, Selasa, (6/10/2020). 

"Presiden menyampaikan bahwa yang ingin dibangun adalah budaya korporasi atau corporate culture yaitu pola pikir di mana standar korporasi ini dipakai oleh pemerintah kalau di swasta bisa, maka pemerintah harus bisa membimbing petani dan nelayan untuk melakukan itu," kata Airlangga.

Warga merapihkan tanaman pakcoy ( Brassica rapa) kedalam karung setelah dipanen di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung sebelum dijemput bandar untuk dijual ke Pasar Caringin, Kota Bandung, Selasa (01/09/2020). Warga menanam tanaman ini sebagai antisipasi kedatangan musim kemarau di desa mereka yang berada pada posisi ketinggian 1200 mdpl . Setelah mereka panen padi saat musim penghujan kemarin, tanaman pakcoy sebagai alternatif tanaman berikutnya ketika debit air mulai sedikit. Tanaman pakcoy hanya butuh disiram duakali dalam sehari dan dalam waktu 20-30 hari sudah dapat dipanen. TRIBUN JABAR/ZELPHI
Warga merapihkan tanaman pakcoy ( Brassica rapa) kedalam karung setelah dipanen di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung sebelum dijemput bandar untuk dijual ke Pasar Caringin, Kota Bandung, Selasa (01/09/2020). Warga menanam tanaman ini sebagai antisipasi kedatangan musim kemarau di desa mereka yang berada pada posisi ketinggian 1200 mdpl . Setelah mereka panen padi saat musim penghujan kemarin, tanaman pakcoy sebagai alternatif tanaman berikutnya ketika debit air mulai sedikit. Tanaman pakcoy hanya butuh disiram duakali dalam sehari dan dalam waktu 20-30 hari sudah dapat dipanen. TRIBUN JABAR/ZELPHI (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

Presiden menurut Airlangga menginginkan petani dan nelayan berkelompok dalam jumlah besar agar memiliki skala ekonomi yang efisien.

Selain itu dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi dan distribusi  ke konsumen. 

"Sehingga tentu beberapa hal perlu didorong yaitu dalam bentuk semacam project percontohan," imbuhnya.

Baca: Jokowi: Implementasi Model Korporasi Petani dan Nelayan Belum Berjalan Optimal di Lapangan

Baca: Dorong Petani dan Nelayan Bikin Korporasi, Jokowi: Permudah Akses Pembiayaan

Untuk membangun budaya korporasi tersebut, KUR atau kredit usaha rakyat perlu didorong.

Dengan adanya KUR, Airlangga mencontohkan petani mampu membeli RMU atau Rice Milling Unit yang mempermudah proses pengolahan gabah menjadi beras.

Mudahnya proses pengolahan akan mempermudah pembentukan ekosistem pertanian.

"Lalu disambungkan atau dilink-an ke perusahaan teknologi seperti sayurbox atau tanihub," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved