Kejaksaan Agung Kebakaran
Saksi Cleaning Service di Kejagung Diduga Digunduli, Akan Sulitkan Tes DNA ? Simak Jawaban Pakar
"Harusnya Pak Jaksa Agung jangan terlalu percaya orang, harus diatensi dan dicermati setiap proses hukum yang terkait dengan kebakaran," kata Arteria.
Nah, rambut adalah salah satu bagian tubuh yang diambil selain urine, liur, cairan vagina, sperma darah, atau jaringan tubuh lainnya.
Sampel tersebut akan dibandingkan dengan orang lain untuk mengetahui hubungan keturunan.
Tes DNA untuk Ungkap Kasus Kriminal
Kebakaran di Kejagung ini seolah banyak memunculkan kecurigaan. Bahkan sampai saat ini kasus ini masih dalam penyelidikan sempat diduga jika ini bukanlah kebakaran murni melainkan dibakar.
Benarkah ada pelaku kriminal di baliknya? Apakah tes DNA bisa mengungkapnya?
Nah, bagaimana tes DNA untuk mengungkap pelaku kasus kriminal?
Benarkah jika rambut Joko si cleaning service, maka tes DNA akan sulit dilakukan?
Mengutup situs Universitas Gadjah Mada dalam artikel berjudul Tes DNA Mempermudah Pengungkapan Kasus Kriminal dijelaskan jika DNA penting dalam membantu penyelidikan aparat penegak hukum.
Tes atau uji DNA terbukti sangat membantu dalam mengungkap berbagai kasus kriminal atau tindak pidana, identifikasi korban kecelakaan atau bencana alam, dan penentuan hubungan kekerabatan anak-orang tua.
“Dari tes DNA ini bisa mengungkap banyak kasus kriminal, seperti pembunuhan, perkosaan dan penelusuran anak kandung. Bahkan, hampir 40% kasus di Lab DNA terkait penelusuran informasi anak kandung atau bukan,” kata Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri, Kombes. Pol. Putut Tjahjo Widodo DFM., M.Si., di Fakultas Biologi UGM, dikutip dari UGM.ac.id.
Baca: Polisi Pastikan Tak Ada Jejak Orang Lain di TKP, Sidik Jari dan DNA Milik Yodi Pabowo
Baca: DPR Pertanyakan Kenapa Cleaning Service Mencurigakan Digunduli: Awas Pak, Sulit Jika Mau Cek DNA
Putut menyampaikan materi bertajuk DNA Forensik, menjelaskan pemeriksaan DNA penting dilakukan dalam pengungkapan berbagai kasus kriminal maupun kecelakaan karena dapat membantu identifikasi korban yang tidak dapat ditangkap dengan identifikasi secara visual. Misalnya, pada korban kebakaran yang akan sulit dilakukan identifikasi secara visual.
“Identifikasi secara visual sulit dilakukan kecuali kasusnya masih baru, tetapi untuk korban kebakaran juga akan sulit,” terangnya.
Uji DNA tidak hanya dilakukan untuk mengungkap kasus kriminal maupun DVI saja. Namun, juga dilakukan untuk penyelesaian berbagai kasus perdata dan juga untuk kepentingan penelitian dan pengembangan. Uji DNA bisa dilakukan dengan menggunakan DNA inti, x kromosom, y kromosom, serta mitokondria.
“Sampelnya pun beragam yang berkaitan dengan sel, seperti darah, ludah, urine, gigi, rambut dan lainnya,”tutur alumnus Fakultas Biologi UGM ini.
Putut mencontohkan untuk mengungkap kasus pemerkosaan uji DNA dilakukan dengan meneliti sel DNA yang tertinggal dalam tubuh korban, seperti sperma, keringat maupun air liur. Dari berbagai sampel yang ditemukan dalam tubuh korban tersebut dapat digunakan untuk melacak pelaku pemerkosaan.