Eksklusif Tribunnews
Akmal Taher Setelah Mundur dari Satgas Covid-19: Saya Enggak Bisa Diam, Apa Saja Saya Kerjakan
Menurut Akmal, banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengedukasi masyatakat terkait penanganan Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Dokter Akmal Taher resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Akmal mengungkapkan alasan dirinya mundur sebagai Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.Menurutnya, terjadi perbedaaan strategi dalam menangani pandemi di Indonesia.
Meski memutuskan mundur di tengah angka kasus Covid-19 yang terus meningkat, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah. Menurut Akmal, banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengedukasi masyatakat terkait penanganan Covid-19.
Termasuk mengingatkan agar menggunakan masker. Namun, mantan direktur utama Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini menyebutkan hal yang sedang dikerjakannya yakni mengedukasi masyarakat terkait tresing kasus Covid-19.
Baca: Mundur Dari Satgas Covid-19, Akmal Taher: Akan Lebih Bagus, Saya Kerjakan Apa yang Diyakini Saja
Akmal mengatakan, bahwa saat ini banyak masyarakat yang belum memahami dan cenderung tertutup saat didalami terkait tresing kasus. Padahal, tresing menjadi hal penting dalam menelusuri sebaran virus Corona.
Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia ini juga menegaskan, bahwa pengunduran dirinya dari Satgas Covid-19 tanpa desakan manapun. Ia memutuskan untuk hengkang karena memiliki strategi tersendiri dalam membantu pemerintah menangani pandemi ini.
Baca: Sebut Angka Kematian Covid-19 ada yang Mengurangi, Ini Penjelasan Akmal Taher
Berikut petikan wawancara Tribun Network dengan Akmal Taher Senin (28/9/2020
Bapak mundur dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Sudah, sudah banyak itu kan. Benar (mundur dari Satgas Covid-19,red).
Apa alasannya memutuskan untuk keluar dari Satgas Covid-19?
Hanya perbedaan strategi saja. Sudut pandang. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Itu hanya strategi pilihan saja, strategi apa yang mau diambil.
Saya kira seperti itu penting melihatnya. Saya berpendapat seperti ini, sementara organisasi berpendapat, barang kali dengan perspektif yang lain dan sebagainya.
Biasa terjadi menurut saya. Saya pikir, kalau begitu saya kerjakan saja ditempat lain, dengan strategi yang saya yakini, nanti saya kerjakan. Itu aja. Cuman pengin begitu saja.
Apakah usulan-usulan dokter tidak diterima oleh Satgas Covid-19 atau seperti apa?
Ya enggak itu diskusi aja, bukan diterima atau tidak diterima. Habis itu kan mesti diputuskan.
Baca: RUU Cipta Kerja Janjikan Pesangon Korban PHK 32 Kali Gaji, KSPI Siapkan Mogok Nasional
Dalam sebuah diskusi, bapak menyatakan bahwa ada pihak yang ingin angka kematian kasus Covid-19 agar di turunkan. Itu seperti apa?
Saya mau klarifikasi, itu tidak ada kaitan dengan pengunduran diri loh ya. Jangan disambung-sambungkan. Saya melihat sekarang menjadi luas kemana-mana jadinya. Justru saya diacara itu menjelaskan, itu kan bukan acara wawancara.
Webinar. Saya panjang menjelaskan soal itu, tapi ada point inti yang penting, tolong dimasukin, masalah itu jangan dijadikan polemik gitu loh di publik. Itu kan diskusi alademik dan sebagainya silakan saja.
Baca: Tak Dapat Izin Kepolisian, Lanjutan Liga 1 dan Liga 2 2020 Batal Digelar?
Tapi kalau jadi diskusi publik, kasihan. Keadaan kita makin jelek nanti . Entar jadi ribut, pro-kontra dan sebagainya. Sementara diskusi bisa dilakukan secara akademik.Saya juga enggak mengklaim pendapat saya jadi benar.
Saya dokter di RS lama, jangankan sekarang, enggak pakai pandemik pun untuk menyatakan sebuah kematian enggak mudah. Makannya saya bilang enggak usah dijadikan polemik. Jalan saja.
Saat ini angka kasus Covid-19 terus meningkat, kenapa memilih keluar dari Satgas Covid-19? Padahal peran dokter bisa lebih besar?
Yang penting kita kerjakan saja apa yang mesti kita kerjakan. Dan sekali lagi itu soal bagaimana kita bekerja dalam satu organisasi tapi setiap orang punya pilihan juga dalam setiap organisasi.
Dan menurut saya akan lebih bagus buat saya untuk saya kerjakan apa yang saya yakinin aja. Akan ada banyak yang bisa gantiin saya. Banyak sekali.
Setelah keluar dari Satgas Covid-19, langkah apa yang akan dilakukan?
Banyak yang saya kerjakan, sekarang banyak sekali acara publik yang bisa kita ikuti. Masyatakat itu masih perlu disadarkan juga. Pakai pake masker dan sebagainya, itu segala macam dilakukan itu. Saya kira banyak banget. Saya enggak bisa diam dari dulu, apa saja saya kerjakan.
Kondisi saat ini, masyarakat mulai beraktifitas kembali. Dilapangan, banyak orang merasa bahwa kehidupan sudah kembali normal.
Ada daerah yang lebih bagus dari yang lainnya. Dan treatmennya juga musti lokal seperti itu. Jadi setiap usaha harus kita lihat dengan kekhususan masing-masing, tiap daerah. Enggak bisa dijadikan satu di Indonesia ini. Di kota dengan desa bisa berbeda pendekatnya. Dalam satu kota pun ada yang berbeda-beda.
Mundur dari Satgas Covid-19, atas kemauan sendiri atau ada desakan pihak lain?
Enggak ada desakan sama sekali, iya dong (keputusan sendiri,red). Iya enggak ada (desakan,red).