Kamis, 2 Oktober 2025

Sekolah Binaan TNI AU Terapkan Program Bank Kedelai Secara Daring di Masa Pandemi Covid-19

Setiap minggu, siswa diwajibkan untuk melaporkan data kepada guru koordinator hingga akhirnya proses sosialisasi proyek dilaksanakan.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Ist
Ilustrasi: Sumsel Sukses Kembangkan Tumpang Sari antara Kedelai dan Tanaman Sari 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah unggulan binaan TNI Angkatan Udara (AU) melalui Yayasan Ardhya Garini, SMA Pradita Dirgantara, menerapkan program Bank Kedelai secara daring terhadap para siswanya di masa pandemi covid-19.

Program tersebut dijalankan karena diyakini akan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan di bidang agrikultur atau agroteknologi sehingga sektor pertanian Indonesia dapat bersaing secara global.

Guru biologi sekaligus koordinator program, Denny M Fajar, mengatakan program Bank Kedelai dijalankan masih secara daring mengingat masa pandemi covid-19 yang belum berakhir.

Denny menjelaskan dalam program tersebut awalnya guru memberikan arahan tentang hal-hal yang harus dilakukan siswa mulai dari proses penentuan bibit, penanaman hingga panen.

Baca: TNI AU Bersedia Ganti Rugi Jika Ada Kerusakan Akibat Temuan Proyektil Peluru di Pondok Gede

Setiap minggu, kata Denny, siswa diwajibkan untuk melaporkan data kepada guru koordinator hingga akhirnya proses sosialisasi proyek dilaksanakan.

Program tersebut, kata Denny, mengajarkan siswa untuk menerapkan green school di rumah mereka sehingga mereka dapat belajar menjadi peneliti sekaligus menjadi seorang petani.

"Selain itu, siswa belajar tentang pembelajaran kontekstual terintegrasi, misalnya biologi, kimia, sosial, budaya, dan kewirausahaan. Ini tentunya juga melibatkan orang tua dan itu nilai yang penting," kata Denny dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (24/9/2020).

Bank kedelai tersebut, kata Denny, terus berlanjut sampai akhirnya siswa kembali ke sekolah dengan membawa benih kedelai yang selanjutnya akan ditanam di sekolah.

"Selain itu, kedelai juga bisa diolah menjadi berbagai olahan makanan dan bisa didistribusikan secara komersial,” kata Denny.

Media pembelajaran tersebut sebelumnya diinisiasi oleh Manajer Penjaminan Mutu SMA Pradita Dirgantara, Sutanto, dan beberapa staf guru lainnya.

Baca: KSAU Resmikan Satuan Siber Dinas Pengamanan dan Persandian TNI AU

Program bank kedelai, kata Sutanto, merupakan alternatif untuk melatih dan memberikan pengalaman belajar kontekstual kepada anak-anak.

Sutanto mengatakan berdasarkan penelitian di Jepang anak muda saat ini semakin sedikit minatnya terhadap dunia agrikultur.

Menurut penelitian itu, kata Sutanto, anak muda lebih tertarik pada teknologi.

Hal itulah, kata Sutanto, yang juga menjadi kekhawatirannya terhadap generasi bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan alam luar biasa.

"Inilah yang harus kita tonjolkan pada dunia. Bank kedelai menjadi program belajar yang bermakna untuk siswa agar mereka juga dapat menjadi duta pangan, misalnya,” kata Sutanto.

Bank kedelai memberikan pengalaman belajar kepada siswa tentang sekolah hijau atau green school dan pembelajaran kontekstual terintegrasi.

Baca: TNI AU Berhasil Upgrade 2 Jet Tempur F-16: Mulai Avionik hingga Bisa Tembakkan Rudal AMRAAM

Program tersebut dikembangkan karena sejumlah hal di antaranya karena dengan konsep green school siswa belajar lebih banyak dari cara mereka sendiri belajar daripada dari apa yang diajarkan kepada mereka.

Kedua, pembelajaran kontekstual terintegrasi membantu siswa untuk mengumpulkan beragam pengetahuan secara komprehensif.

"Kajian ini juga dikenal sebagai kajian interdisipliner yang mempertemukan disiplin ilmu pada seluruh siswa untuk mencapai tujuan dengan memahami kompleksitas dan mengambil keputusan yang bermakna," kata Sutanto.

Sekolah bertaraf internasional dan berwawasan kedirgantaraan yang diresmikan oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie pada Juli 2018 silam itu terletak di Komplek Lanud Adi Sumarno Solo Jawa Tengah.

Sekolah itu telah menerapkan sistem green school dan pembelajaran kontekstual terintegrasi sejak awal berdiri pada tahun 2018 dan ditandai dengan penanaman pohon oleh BJ Habibie.

Integrasi pembelajaran kontekstual tersebut di antaranya diterapkan pada mata pelajaran biologi, kimia, dan kewirausahaan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved