POPULER NASIONAL: Jokowi Tanggapi Soal PSBB hingga Arief Poyuono Merasa Gagal Urus Partai Gerindra
Berikut berita populer nasional yang terjadi 24 jam terakhir, mulai dari tanggapan Jokowi soal PSBB, hingga lainnya.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer nasional selama 24 jam terakhir.
1. Reaksi Jokowi Setelah Anies Baswedan Umumkan PSBB Ketat di DKI Jakarta
Beberapa hari setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat seperti awal wabah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan terkait penanganan Covid-19.
Arahan Jokowi disampaikan dalam Rapat terbatas terbatas 'Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional' Senin (14/9/2020) kemarin.
Baca: POPULER Aktris Oh In Hye Meninggal Dunia | Keluarga Ralat Kabar Penyebab Ade Firman Hakim Meninggal
Dalam rapat itu, Jokowi tidak spesifik menyebut nama Anies.
Tetapi Jokowi menyinggung soal kepala daerah yang melakukan penutupan wilayah.
Berikut rangkuman pernyataan Jokowi dalam Ratas pada Senin kemrin sebagaimana dihimpun Tribunews.com, Selasa (15/9/2020):
Minta Kepala Daerah Tak Buru-buru Tutup Wilayah
Jokowi meminta kepala daerah untuk menghitung dengan cermat dalam mengambil keputusan terkait adanya penambahan kasus Covid-19.
"Perlu saya ingatkan lagi, keputusan-keputusan dalam merespon penambahan kasus di provinsi/kabupaten/kota, saya minta semuanya selalu melihat data sebaran kemudian yang sudah berkali-kali saya sampaikan terapkan strategi intervensi berbasis lokal. Strategi pembatasan berskala lokal."
Baca: POPULER: Penusuk Syekh Ali Jaber Takut Ceramah | Bocah Tewas Dipukul Ibu | Dokter Kena Razia Masker
"Strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan baik itu manajemen intervensi yang dalam skala lokal maupun komunitas, sehingga sekali lagi jangan buru-buru menutup sebuah wilayah," kata Jokowi.

Anak Buah Prabowo Minta Jokowi Copot Ahok dari Komut Pertamina: Menimbulkan Kegaduhan

Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade meminta Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir memecat Basuki Tjahaja Purnama dipecat dari jabatan Komisaris Utama Pertamina.
Pernyataan itu disampaikan Andre Rosiade melalui akun Twitter-nya, Selasa (15/9/2020).
Anak buah Ketum Gerindra Prabowo Subianto itu menulis Tweet tersebut setelah pernyataan Ahok yang membongkar aib Pertamina dan Peruri.
Dilansir dari Tribunnews.com, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan rasa kecewanya terhadap perusahan BUMN yakni Perum Percetakan Uang RI (Peruri).
Baca: POPULER Ade Firman Hakim Kontak Temannya sebelum Drop | Alice Norin Diharuskan Dokter Angkat Rahim
Pasalnya, perusahan yang bergerak di bidang percetakan uang ini meminta uang sebesar Rp 500 miliar kepada Pertamina untuk proses paperless.
Hal itu disampaikan Ahok dalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN pada Senin (14/8/2020).
3. Merasa Gagal Mengurus Partai Gerindra, Arief Poyuono Pasrah Bila Tidak Jadi Pengurus Lagi

Arief Poyuono mengaku sampai saat ini belum mengetahui apakah dirinya kembali menjabat atau tidak di kepengurusan Partai Gerindra periode 2020-2025.
Sejauh ini draft kepengurusan baru sesuai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra telah rampung disusun.
Namun, nama-nama kepengurusan baru Partai Gerindra sampai saat ini belum diumumkan.
Surat Keputusan (SK) kepengurusan baru Partai Gerindra masih diproses di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk kemudian disahkan.
Baca: POPULER: Pria Terjelek di Uganda Nikahi Istri Ketiga | Pernikahan Trump-Melania Hanya Sandiwara?
"Saya belum tahu sampai hari ini. Kalaupun tidak diberikan jabatan lagi, saya kan sudah lama juga di situ, dari 2008 sampai sekarang, artinya harus ganti baru," kata Arief Poyuono kepada Tribun Network, Selasa (15/9).
Arief Poyuono mengisi posisi jabatan di kepengurusan Partai Gerindra sejak tahun 2008-2020.
Pada kepengurusan periode sebelumnya, Arief Poyuono menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra.
Selama 12 tahun berada di nomenklatur kepengurusan partai, sosok yang dikenal sebagai politikus 'nyeleneh' itu mengatakan telah gagal mengurus Partai Gerindra.
(Tribunnews.com)