Syekh Ali Jaber Ditikam
Fahri Hamzah Bandingkan Penikaman Syekh Ali Jaber dengan Wiranto: Peristiwa Rawan Reaksi Balasan
Insiden penikaman yang dialami Ulama dan Pendakwah Syekh Ali Jaber menuai perhatian publik, tak terkecuali para tokoh politik.
TRIBUNNEWS.COM - Insiden penikaman yang dialami Ulama dan Pendakwah Syekh Ali Jaber menuai perhatian publik, tak terkecuali para tokoh politik.
Satu di antaranya adalah Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Melalui akun Twitter resminya, Fahri mengatakan, penikaman terhadap Syekh Ali Jaber adalah peristiwa berulang.
Oleh karena itu, ia meminta aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini sejelas-jelasnya ke publik.
Fahri pun merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa Syekh Ahli Jaber.
Sebab, bagaimana mungkin seorang yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.
Baca: Terkait Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung, Mahfud MD: Pelaku adalah Perusak Kebersatuan
Baca: Ditusuk Saat Hadiri Pengajian, Syekh Ali Jaber Beberkan Sejumlah Kejanggalan Soal Sosok Pelaku
"Yth Mabes Polri, (@DivHumas_Polri ). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang?"
"Apakah ini prilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar."
"Sangat memprihatinkan bahwa seorang ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban."
"Pelaku harus diperiksa tuntas (termaauk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini," tulis Fahri.
Fahri Hamzah mengungkapkan, bahwa ada beberapa pihak yang menilai peristiwa ini sebagai pengalihan isu yang dilakukan untuk menutupi kasus lain.
Kendati demikian, menurut Fahri, di zaman sekarang ini, orang bisa dengan bebas membuat persepsi.
"Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam “interupsi” rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup."
"Zaman begini orang bebas saja menduga tapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. Jangan ada sisi gelap lagi," lanjut dia.
Baca: Kehidupan Alfin, Tersangka Penikam Syekh Ali Jaber, Sering Pindah dan Jarang Membaur
Fahri kemudian membandingkan dengan kasus penikaman terhadap Wiranto pada tahun 2019 lalu.
Ia menjelaskan, kejadian tersebut bisa dengan mudah dibuat plot bahwa pelaku merupakan simpatisan kaum radikal atau yang lainnya.
Namun, berbeda dengan kasus penikaman terhadap Syekh Ali Jaber.
Oleh sebab itu, kata Fahri penting bagi semua, khususnya aparat penegak hukum untuk memeriksa motif dari pelaku.
"Penting bagi kita untuk memeriksa motif pelaku. Jika pejabat diserang dalam kasus pak Wiranto, mudah kita bikin plot bahwa pelaku ini “simpatisan kaum radikal, dll)."
"Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka?" sambung Fahri.
Fahri juga mengatakan, serangan fisik seperti peristiwa yang dialami Syekh Ali Jaber rawan dengan reaksi balasan.
Untuk itu, Fahri menegaskan, harus ada tindakan tegas dan penjelasan yang terbuka terhadap kasus semacam ini.
"Banyak ulama yang punya pengikut yang banyak. Termasuk Syekh Ali Jaber yang membina para hafiz qur’an dan pengajian di seluruh Indonesia."
"Serangan fisik kepada beliau adalah peritiwa yang rawan dengan reaksi balasan. Maka harus ada kejelasan dan pejelaaan luas," tegas Fahri.
Diberitakan sebelumnya, Syekh Ali Jaber menjadi korban penganiayaan oleh seorang pria berinisial AA (24).
Syekh Ali Jaber ditikam saat mengisi kajian di wisuda Tahfid Alquran di Masjid Falahudin, Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020).
Akibat kejadian itu, Syekh Ali Jaber mengalami luka tusukan di bahu sebelah kanan.
Pelaku penikaman, AA pun telah berhasil diamankan oleh aparat kepolisian.
Syekh Ali Jaber mengatakan, saat peristiwa itu terjadi, ia sedang berada di atas panggung dan tengah berbincang dengan dua jemaah.
Tiba-tiba seorang pemuda berlari ke atas panggung dan langsung menusukkan sebilah pisau.
Baca: Ustaz Yusuf Mansur Minta Motif Pelaku Penikaman Syekh Ali Jaber Didalami: Apalagi Jika Ada Terencana
Baca: 5 FAKTA Penikaman Syekh Ali Jaber: Pelaku Disebut Alami Gangguan Jiwa hingga Respons sang Ulama
"Pisaunya masih tertancap di bahu, saya cabut sendiri patahannya," kata Syekh Ali Jaber, dikutip dari Kompas.com.
Syekh Ali Jaber mengatakan, pelaku sempat berusaha menusuk untuk kedua kali dengan mengambil pisau yang tertancap di bahunya.
Namun, jemaah langsung menghadang dan berupaya menangkap pelaku.
Bahu Syekh Ali Jaber terluka akibat tikaman dan harus mendapat enam jahitan dalam, dan empat jahitan luar.
"Tapi saya tahan. Alhamdulillah masih dijaga oleh Allah," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Tri Purna Jaya)