Buka Sekolah Lapang, Megawati Harap BMKG Terus Update Peta Rawan Bencana dan Informasi Cuaca
Dalam pengarahan Megawati yang disampaikan Hasto, disampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi bencana begitu besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperbaharui dan memperbaiki distribusi peta rawan bencana serta informasi cuaca khususnya untuk kepentingan petani, nelayan, maupun kepentingan mitigasi aspek mitigasi kebencanaan nasional.
Pesan Megawati itu disampaikan dalam acara Pembukaan Bersama Sekolah Lapang BMKG Tahun 2020 yang dilaksanakan secara virtual, di Jakarta, Senin (14/9/2020).
Megawati diwakili oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, di dalam acara yang dihadiri juga oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati serta lebih dari 500 perwakilan BMKG dari seluruh Indonesia itu.
Dalam pengarahan Megawati yang disampaikan Hasto, disampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi bencana begitu besar.
Baca: BMKG Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Senin 14 September 2020: 5 Wilayah Ini Hujan hingga Angin Kencang
Sebagai bukti, pada 2019 saja, terjadi 11500-an gempa dengan berbagai magnitudo serta aspek loncatan curah hujan ekstrem.
Hal ini bisa terjadi karena kerusakan lingkungan masif, dipicu oleh pembangunan yang tak memperhatikan keseimbangan alam.
Sementara di sisi lain, Indonesia dibangun berdasar Pancasila yang berbasis pada prinsip membebaskan manusia Indonesia dari penjajahan dan prinsip kesejahteraan.
Proklamator RI Bung Karno pernah bertemu Pak Marhaen, yang menginspirasi bahwa kemerdekaan Indonesia harus menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia yang miskin, yang sebagian besar adalah petani dan nelayan.
Baca: Peringatan Dini BMKG Hari Ini, Senin 14 September 2020: Waspada Gelombang Tinggi di Selat Bali
"Ibu Megawati selalu mengingatkan soal pentingnya BMKG dan seluruh informasi yang diberikan, bagaimana BMKG mampu memberikan informasi dengan aplikasi iptek yang dapat memberikan prakiraan cuaca secara dini, yang berkaitan dengan keberhasilan masa tanam, keselamatan nelayan, hingga edukasinya," kata Hasto.
Karena itu juga, Megawati mengharapkan BMKG bisa terus mengeluarkan peta daerah rawan bencana.
Baik itu bencana tanah longsor, prakiraan cuaca curah ekstrem, kapan petani baik untuk menanam, hingga kapan nelayan bisa melaut dengan aman.
"Dan kami harap BMKG bisa mengerjakan kerjasama penelitian cuaca bersama Perguruan tinggi, sehingga penerapan teknologi modern untuk kepentingan petani nelayan dapat ditingkatkan," ulasnya.
Baca: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Senin, 14 September: Jabodetabek Potensi Hujan dan Angin Kencang
Megawati juga berpesan soal kebakaran hutan dimana BMKG perlu memperkuat informasi potensi titik api.
Informasi demikian, kata Hasto, dibutuhkan untuk wilayah dengan kadar gambut tinggi yang biasanya memiliki batubara, serta wilayah dengan konsentrasi cahaya matahari yang harus diwaspadai.
"Sehingga bangsa Indonesia bisa hadir sebagai bangsa yang sadar dimana dia hidup adalah rawan bencana," ujarnya.