Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Anak Meninggal Akibat Covid-19 di Indonesia 10 Kali Lebih Banyak Dibanding Amerika Serikat

Pendiri KawalCovid-19 Ainun Najib mengungkapkan tingkat kematian anak-anak akibat Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi.

Freepik
Update Virus Corona Global 8 Mei 2020: Total 3,9 Juta Orang Terinfeksi, 1,3 Juta Orang Telah Sembuh 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri KawalCovid-19 Ainun Najib mengungkapkan tingkat kematian anak-anak akibat Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi.

Jika dibandingkan negara lain, Indonesia termasuk negara yang tingkat kematian anaknya sangat tinggi.

"Tingkat kematian anak, kita termasuk tinggi sekali di dunia. Kalau kita lihat beberapa negara yang lain itu nol atau mendekati nol. Indonesia cukup tinggi lebih dari 140 usia anak-anak itu termasuk di antara yang meninggal dunia," kata Ainun dalam webinar yang disiarkan channel Youtube Katadata Indonesia, Kamis (3/9/2020).

Baca: Baru Buka Sekolah Tatap Muka, 6 Guru di Padang Panjang Positif Corona, Tracing hingga 50 Orang

Berdasarkan data yang dibeberkan Ainun, tingkat kematian anak 0-5 tahun sebanyak 1,46 persen.

Sementara 6-17 berjumlah 0,72 persen.

Ainun menuturkan jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang kematian warganya mencapai 200 ribu, kematian anak-anak hanya sekitar 114 orang.

Sementara Indonesia yang angka kematiannya hanya sepersepuluh Amerika Serikat justru lebih banyak.

"Saat ini angka kematian kita masih sepersepuluhnya Amerika Serikat. Tetapi lebih dari 140 berarti melebihi Amerika Serikat jumlah anak yang meninggal. Berarti kita 10 kali lipatnya," ungkap Ainun.

Baca: Hanya Satu Guru yang Positif Covid-19, Sekolah Tatap Muka SMA/SMK di Sukabumi Digelar 3 September

Tingginya angka kematian anak-anak ini, menimbulkan pertanyaan terhadap kebijakan pembukaan sekolah oleh pemerintah.

Dirinya mempertanyakan kebijakan pemerintah membuka sekolah di tengah tingginya angka kematian siswa.

Terlebih banyak pemerintah daerah yang memaksakan pembukaan sekolah.

"Haruskah kita membuka sekolah kembali bertatap muka, dan kita prihatin melihat banyaknya daerah-daerah atau sekolah-sekolah yang terkesan memaksakan," kata Ainun.

Baca: Pembukaan Sekolah Tatap Muka Munculkan Klaster Baru, Ibarat Buah Simalakama 

Ainun memandang banyak sekolah yang tidak siap dalam pembukaan sekolah.

Apalagi protokol kesehatan belum dapat ditaati oleh masyarakat.

"Masih belum betul-betul aman dari penyebaran wabah, masih belum betul-betul siap dengan protokol kesehatan dan kedisiplinan masyarakatnya tapi memaksakan untuk anak-anak kembali ke sekolah," pungkas Ainun.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved