Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Perawat Curhat di Depan Jokowi, Gajinya Dipotong Tiap Bulan

Dampak ekonomi yang ditimbulkan tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di seluruh dunia.

Editor: Hendra Gunawan
Sekretariat Presiden
Perawat Rumah Sakit Swasta Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Evasonia Simbolon saat berbincang dengan Presiden Jokowi dalam acara peluncuran program bantuan subsidi upah di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (27/8/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pekerja menceritakan kesulitan yang dialami kepada presiden Joko Widodo selama masa Pandemi Covid-19.

Salah satunya perawat RS Swasta Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Evasonia Simbolon yang gajinya dipotong setiap bulannya.

"Karena saya pribadi dengan adanya Covid-19 ini kita memang sangat mengalami kesulitan. Kita juga di perusahaan seperti di RS juga mengalami penurunan.

Satu bulan itu pun kita setiap karyawan itu mendapatkan namanya cuti di luar tanggungan.

Jadi kita setiap bulan itu dipotong gaji," kata dia dalam acara peluncuran program bantuan subsidi upah di Istana Negara, Jakarta, Kamis(27/8).

Baca: Rencana Bioskop Dibuka, IDI Ingatkan Bukan Saat yang Tepat, Bamsoet: Memperparah Penularan Covid-19

Evasonia sangat berterima kasih dengan adanya bantuan subsidi upah dari pemerintah.

Uang bantuan tersebut akan digunakan untuk ongkos transportasi sehari-hari yang dinilai mahal.

Selain itu bantuan juga akan digunakan untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari.

"Kalau saya secara pribadi pak untuk transportasi, kan sekarang juga dengan adanya Covid-19 ini kan transportasi kita harganya mahal.

Apalagi gaji kita dipotong. Bisa juga untuk kebutuhan pribadi kita.

Baca: 70 Persen Panti Jompo di Jepang Kekurangan Tenaga Perawat

Semoga dengan adanya bantuan ini kita selalu semakin sehat, kita bisa mempergunakannya dengan baik," katanya.

Baca: Sepi Job Selama Pandemi Covid-19, Pedangdut Nassar Jualan Donat

Mendengar curhatan tersebut, Presiden mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini berdampak pada semua skala usaha. Baik itu perusahaan kecil, menengah, maupun besar.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di seluruh dunia.

"Tidak gampang, tidak mudah keadaan perusahaan-perusahaan ini, baik yang namanya RS, baik namanya perusahaan garmen, entah itu perusahaan otomotif, semuanya mengalami hal yang sama.

Kader Posyandu Bougenville Rw 05 Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan melakukan pengukuran tinggi badan seorang anak balita di ruang serbaguna Rw 05 di Jalan Bapa Ampi Kota Cimahi, Jumat (10/07/2020). Semenjak wabah covid-19 menyebar, kegiatan bulanan penimbangan balita dihentikan. Hari ini empat belas kader posyandu memulai kembali kegiatan rutin bulanan tersebut dengan mengikuti protokol kesehatan. Dalam kegiatan ini kader posyandu didampingi tenaga kesehatan dari Puskesmas  Cigugur Tengah, Kota Cimahi dan pengawas Prototokol Covid-19 Babinsa Kelurahan Baros. (Tribun jabar/zelphi)
Ilustrasi tenaga kesehatan

Bahkan yang namanya pemerintah daerah pun mengalami hal yang sama karena
incomenya anjlok turun.

Pemerintah pun juga sama, income pendapatannya juga turun. Jadi tadi yang disampaikan ibu betul ya memang keadaannya seperti itu, kita buka apa adanya," kata Presiden.

Baca: Wiku: Seluruh Kota di Jakarta Berstatus Zona Merah Covid-19

Menurut Presiden, tidak ada yang menginginkan Pandemi ini terjadi. Pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis kesehatan dan krisis ekonomi tersebut merupakan cobaan.

"Kita harapkan nanti insyaallah di bulan Desember januari begitu vaksinnya jadi dan diproduksi langsung semua divaksin, suntik vaksin, vaksinasi, itu problem mulai akan selesai dan kita insyaallah kembali pada posisi yang normal. semua negara ini mengalami semuanya," pungkasnya.

Sejumlah pegawai dengan beragam profesi menerima bantuan subsidi upah dari pemerintah dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Mulai dari guru honorer, perawat swasta, termasuk petugas pemadam kebakaran yang statusnya masih honorer.

Mereka secara simbolis diundang ke Istana Negara dalam peluncuran program subsidi upah tersebut. Selain perawat ada juga Danang Ichsan Hanif pegawai Damkar Kota Depok.

Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan subsidi upah tersebut. Bantuan akan digunakan untuk keperluan anaknya yang mengikuti pembelajaran jarak jauh alias belajar online.

"Bantuan ini saya pakai untuk kehidupan keluarga sehari-hari sama biaya sekolah anak. Sekarang sekolah anak sistem online pak," kata dia.

Selain itu, menurut Danang yang hadir mengenakan seragam tersebut, bantuan subsidi upah akan digunakan untuk jajan anak.

"Ya kebanyakan jajan semua, kalau anak kecil sering jajan,"
kata dia.

Ada juga guru honorer bernama Budi Rahayu. Budi mengatakan meski ada Pandemi Covid-19, ia rutin membayar iuaran BPJS Ketenagakerjaan, yang dipotong dari gajinya sebagai guru honorer di DKI Jakarta.

Sementara kondisi Pandemi menurutnya membuat beban hidup semakin bertambah. Kebutuhan rumah tangga membengkak, karena semua aktivitas dikerjakan di dalam rumah. Salah satunya konsumsi air rumah tangga.

"Karena dengan adanya pandemi Covid-19, adanya perubahan cara belajar mengajar. Tentu segala kegiatan itu dilaksanakan di rumah. Otomatis akan mempengaruhi perekonomian kita di
rumah," katanya.

Tidak hanya itu pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat Pandemi Covid juga membuat konsumsi listrik membengkak.

Sementara gajinya sebagai guru honorer tidak mencukupi kebutuhan
tersebut.

"Terutama untuk saya pribadi yang masih tinggal di kontrakan tentu berpengaruh
kepada pembayaran listrik air, karena aktivitas kita setiap hari ada di rumah," katanya.

Selain itu konsumsi internet juga menurut Budi membengkak. Kuota internet harus digunakan untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh.

Oleh karena itu ia sangat berterimakasih dengan adanya bantuan subsidi upah karena sangat membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Selanjutnya penambahan mungkin untuk biaya operasional, untuk membeli kuota," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan program subsidi upah bagi pekerja atau buruh di Istana Negara, Jakarta. Subsidi tersebut diberikan kepada pekerja bergaji di bawah Rp5 Juta untuk membantu pekerja dalam menghadapi dampak Pandemi Covid-19.

Presiden mengatakan program subsidi upah yang diberikan kepada para pekerja untuk melengkapi sejumlah bantuan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.

"Hari ini kita lengkapi lagi yang namanya tambahan subsidi gaji, totalnya yang akan diberikan adalah (kepada) 15,7 juta pekerja diberikan Rp2,4 juta rupiah," kata Presiden.

Presiden menambahkan subsidi upah diberikan hanya kepada pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Hal itu sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada pekerja yang rutin membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan.

"Ini memang diberikan kepada para pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yang diberikan ini adalah kepada para pekerja di perusahaan yang rajin membayar iurannya, iuran jamsostek.

Artinya ini kita berikan sebagai sebuah penghargaan, reward kepada para pekerja dan perusahaan yang patuh selalu membayar iuran Ketenagakerjaan," katanya.

Menurut Presiden penyaluran subsidi upah tahap awal diberikan kepada 2,5 juta pekerja. Pada akhir September nanti penyaluran subsidi upah akan rampung 100 persen kepada 15,7 juta pekerja.

"Semuanya diberikan. Hari ini saya kira komplet ada pekerja honorer, ada termasuk
guru honorer ini, ada guru honorer juga, ada petugas pemadam kebakaran, honorer ada, ada juga karyawan hotel ada, tenaga medis perawat ada, apalagi? petugas kebersihan ada, karyawan hotel ada, ya komplet. Siapapun yang membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan secara aktif sampai Juni, rajin patuh itu yang diberikan," katanya.

Presiden berharap dengan adanya bantuan subsidi upah tersebut, maka konsumsi rumah tangga di Indonesia akan naik, setelah sebelumnya anjlok karena adanya Pandemi Covid-19.

"Kita harapkan sekali lagi dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli masyarakat jadi meningkat dan kita harapkan pertumbuhan ekonomi negara kita Indonesia kembali pada posisi normal, itu yang kita inginkan. Saya rasa itu," pungkasnya.(tribun network/fik/wly)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved