Sabtu, 4 Oktober 2025

Luhut: Warga Jakarta Produksi 8 Ribu Ton Sampah Per Hari, Jadi Masalah Besar

"Sampah ini menjadi masalah besar di Jakarta. Sampah bisa menimbulkan banyak macam penyakit," ujar Luhut

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM
Pemulung mengais sampah yang masih bernilai ekonomis di TPST Bantargebang, Bekasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan sampah menjadi masalah besar di Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

Menurutnya, di ibu kota setidaknya ada 8 ribu ton sampah per hari yang dihasilkan warganya.

"Sampah ini menjadi masalah besar di Jakarta. Sampah bisa menimbulkan banyak macam penyakit," ujar Luhut dalam peluncuran organisasi Packaging Recovery Organization (PRO), Selasa (25/8/2020).

Luhut menegaskan pemerintah memiliki target untuk mengurangi 30 persen tahun ini melalui program 3R (recycle, reuse, reduce).

Diharapkan pada 2025, pemulihan sampah bisa sampai 70 persen.

Baca: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor: Bank Sampah Organik, Masa Depan Pengelolaan Sampah

"Pemerintah sangat concern terhadap penggunaan sampah plastik. Pemerintah mendekatkan perubahan sistem dalam memerangi sampah plastik. Perusahaan dituntut berperan lebih besar melalui konsep prosedur," tuturnya.

Baca: Cerita Traveler Asal Kediri Jengkel dan Malu Nemu Sampah Produk Makanan Indonesia di Kyoto Jepang

Luhut juga mendorong agar masyarakat di daerah membantu mengolah sampah melalui bank sampah.

Dia bilang di Lombok Nusa Tenggara Barat sudah membuktikan, mereka bisa mengolah sampah 50 ton.

"Ada tujuh ribu bank sampah di Indonesia. Seperti di Lombok memiliki nasabah 2 ribu kartu keluarga. Itu jd circular ekonomi sendiri, akhirnya mereka berhasil memilah dan menjual sampah plastik 50 ton per tahun. Bank sampah bisa memberdayakan ekonomi masyarakat," kata Luhut.

Melalui bank sampah pula bisa memberi kontribusi lapangan kerja.
"Ini tidak bisa hanya pemerintah saja yang bekerja, private sektor juga harus terlibat dalam pemulihan sampah," pungkasnya.

Steering Committee Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang (PRAISE) Triyono Prijosoesilo mengatakan peluncuran PRO merupakan bentuk kepedulian seluruh pemangku kepentingan.

"Kami ingin membawa praktik nyata dalam ekonomi sirkular, menguatkan kolaborasi dengan pemerintah untuk mengelola sampah kemasan pasca konsumsi," ucap Triyono.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved