HUT Kemerdekaan RI
Kisah Pejuang Asal Purwakarta, Kena Tembak Tentara Belanda di Punggung, Tangan, Kaki dan Kepala
Darah segar terus menutupi wajahnya dan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang
Dengan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang.
Doanya terkabul, ketika itu ada dua perempuan melintas, dengan suara paraunya dia berteriak meminta tolong.
Bahkan meminta kedua perempuan tersebut untuk membawakan air minum dan menutup wajahnya dengan dedaunan.
Baca: Mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad Dirikan Partai Pejuang untuk Perangi Korupsi
Awalnya kedua perempuan itu ketakutan apalagi dengan kondisi Abah Emang yang bersimbah darah, kedua perempuan tersebut memberi air yang dibawa dengan daun pisang.
Setelah meminum air itu, Abah Emang minta wajahnya ditutupi daun dengan alasan supaya dingin.
Bukannya dingin, ternyata Abah Emang semakin kepanasan ketika wajahnya tertutup daun pisang tersebut.
Tak berapa lama, jantungnya berdetak kencang.
Pasalnya, pasukan Belanda melakukan patroli, untuk memastikan bahwa para tentara Indoensia ini telah gugur.
Menjelang Maghrib, Abah Emang baru mendapatkan pertolongan.
Salah seorang warga, lantas membawanya untuk dievakuasi ke tempat aman.
Setelah itu, kakek lima anak ini tak sadarkan diri selama 40 hari.
Dalam ketidaksadarannya, Abah Emang sering meracau dengan menggunakan bahasa Belanda.
Baca: VIRAL Pejuang Kemerdekaan Kini Jualan Mainan, Dulu jadi Mata-mata Awasi Pergerakan Belanda
Bahkan, ketika sadar, makannya juga inginnya roti, bukan nasi ataupun singkong.
Seiring dengan berjalannya waktu, Abah Emang mulai sembuh.
Namun karena luka tembak itu, dia akhirnya pensiun dini jadi tentara.