PAN Tak Masalahkan Perbedaan Sikap Politik Amien Rais ke Pemerintah
Amien Rais memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo menjelang HUT ke-75 RI melalui video yang diposting di akun Instagramnya @amienoffial.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan pihaknya menghargai perbedaan sikap politik Amien Rais dengan PAN selama ini terhadap pemerintah.
Sebelumnya, Amien Rais memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang HUT ke-75 RI melalui video yang dipostingnya di akun Instagramnya @amienraisofficial.
"Bahwa pak Amien berbeda pandangan terhadap pemerintah juga kami hargai. Dan kami tidak pernah menghalangi pak Amien untuk berpendapat apapun terhadap republik ini," ujar Yandri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2020).
Yandri juga mengatakan apa yang disampaikan oleh mantan Ketua MPR RI itu ada benarnya, hanya tinggal bagaimana pemerintah merespon itu dengan bijak.
Baca: Amien Rais Kritik Zulkifli Hasan Jadi Mentor Gibran
"Itu kan masukan anak bangsa di tengah memang hari ini banyak persoalan, dan itu mungkin suara hati nurani pak Amien. Saya kira itu sebagai renungan pemerintah untuk lebih baik lagi ke depan, jadi bagi kami nggak ada masalah," kata dia.
Baca: Pesan Amien Rais ke Jokowi: Presiden Tidak Boleh Terjebak pada Mental Koncoisme
Di sisi lain, Yandri mengatakan pihaknya berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan Amien Rais. Namun hingga saat ini pihaknya belum berhasil.
Meski begitu, dia menegaskan PAN selalu menghormati yang bersangkutan. Yandri juga menyebut ada tidaknya Amien Rais dalam struktur kepengurusan PAN, yang bersangkutan tetaplah panutan dan tak tergantikan.
"Dengan Pak Amien tetap kami berusaha utk selalu berkomunikasi walaupun sampai hari ini belum berhasil, bang Zul (Zulhas) dan pengurus teras hari ini. Tapi bahwa Pak Amien harus kami hormati, kami anggap tetap sebagai tokoh, sebagai pendiri PAN, tidak ada masalah," ungkapnya.
"Kalau sekarang secara struktur pak Amien sudah melakukan regenerasi ke yang lebih muda. Dan sekali lagi di PAN, pak Amien tak tergantikan, ada atau tidaknya di struktur, pak Amien tokoh sentral dan panutan kami semua," pungkas Yandri.
Sebelumnya diberitakan, mantan Ketua MPR RI Amien Rais memberikan pesan khusus untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang HUT ke-75 RI.
Melalui video yang dipostingnya di akun Instagramnya @amienraisofficial, Amien Rais mengingatkan Jokowi untuk tidak terjebak dalam politik "koncoisme" dalam memimpin negara ini.
Karena menurut dia, politik koncoisme adalah bagian dari politik partisan yang bisa membawa bangsa ini ke arah perpecahan.
"Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme," ujar Amien Rais.
Dia melihat, demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi, sejak menjadi Presiden pada 2014-2019 hingga saat ini, perkembangan politik nasional semakin jauh dari spirit demokrasi.
"Perkembangan politik nasional bukan semakin demokratis, tetapi malahan kian jauh dari demokrasi. Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," jelasnya
Dia mencontohkan, ketika Jokowi tidak memilih tidak menemui perwakilan dari kelompok pengunjuk rasa damai di depan Istana Merdeka, pada 4 November 2016 lalu.
Ketika itu massa yang tergabung dalam GNPF-MUI berunjuk rasa mendesak mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dipenjara karena menista agama.
Tiga utusan pengunjuk rasa ingin bertemu Jokowi. Tapi hingga sore hari, Jokowi tak kunjung menemui mereka. Saat itu Jokowi melakuian sidak ke Bandara Soekarno-Hatta.
Sampai saat ini kata dia, penyakit partisan itu masih tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis terhadap kekuasaannya.
"Para buzzer dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu, menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain," ucapnya.
Ia menyadari tidak ada satu analisa atau gagasan apa saja yang tidak menunjukkan sikap pro dan kontra.
Untuk itu dia siap menerima kritik, koreksi dan bantahan serta masukan lain terkait apa yang ia sampaikan.
Bahkan dengan senang hati, dia ingin melakukan diskusi terbuka bukan debat terbuka dengan siapapun tentang apa yang dikemukakannya secara terbuka ini.
"Saya sadar tidak ada satu analisa atau gagasan apa saja yang tidak menunjukkan sikap pro dan kontra. Saya siap menerima kritik, koreksi dan bantahan serta masukan lain bahkan dengan senang hati saya ingin melakukan diskusi terbuka bukan debat terbuka dengan siapapun tentang apa yang saya kemukakan secara terbuka ini," jelasnya.