Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Muncul Klaster Sekolah, Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Minta Dicabut

meminta pemerintah untuk fokus dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan tanpa tatap muka, pembelajaran daring pun diberlakukan. Namun keterbatasan sarana perangkat, fasilitas, dan ekonomi menjadi salah satu kendala yang harus di hadapi oleh masyarakat setempat. Demi memudahkan siswa/pelajar di Kota Bekasi, Pemerintah Kota Bekasi tepatnya di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, memfasilitasi warganya dalam belajar online dengan menyediakan WiFi gratis di ruang aula Kelurahan Jatirahayu. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah sekolah dilaporkan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 setelah adanya pembukaan sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka di beberapa zona hijau dan kuning.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mendesak pemerintah mencabut kebijakan yang mengizinkan pembelajaran tatap muka.

"Sebelumnya saya sudah warning bahwa bila SKB 4 Menteri dalam pelaksanaan malah menimbulkan penambahan klaster baru, terpapar Covid-19 dari sektor pendidikan, maka sebaiknya pelaksanaan SKB4 Menteri yang berupa pembelajaran tatap muka segera dibatalkan atau dicabut kembali," kata Fikri saat dihubungi Tribunnews, Kamis (13/8/2020).

Anggota DPR fraksi PKS itu meminta pemerintah untuk fokus dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19.

Baca: Pembukaan Sekolah Tatap Muka Munculkan Klaster Baru, Ibarat Buah Simalakama 

Sebab, banyak siswa dan guru yang mengeluh karena ketidakmampuan dalam mendukung pembelajaran jarak jauh, seperti gawai maupun mahalnya kuota internet.

"Selanjutnya pemerintah mesti konsentrasi memfasilitasi pembelajaran jarak jauh yang banyak dikeluhkan siswa, guru dan orang tua," ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terbaru memperbolehkan pelaksanaan kegiatan mengajar tatap muka disekolah yang berada di zona hijau dan kuning.

Namun, baru beberapa hari keputusan tersebut diberlakukan, sejumlah siswa terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah, antara lain :

- Klaster Sekolah Tulungagung
Siswa berumur 9 tahun warga Kecamatan Pagerwojo, tertular dari ayahnya yang reaktif dan telah menulari 5 siswa dan 2 guru.

- Klaster Sekolah Kalimantan Barat
Ada 14 siswa dan 8 guru di Provinsi Kalbar terkonfirmasi positif Covid-19.

- Klaster Sekolah Tegal
Siswa SD dari Kecamatan Pangkah, Tegal, tertular dari kakeknya dan potensial menulari guru dan teman sekelasnya yg sempat mengikuti KBM tatap muka di sekolah.

- Klaster Sekolah Sumedang
Pelajar berusia 6 tahun Kecamatan Situraja dan pelajar umur 9 tahub dari Kecamatan Sumedang Utara tertular pedagang Pasar Situraja, saat perjalanan ke dan dari sekolah.

- Klaster Sekolah Pati
26 santri Pondok Pesantren di Kajen, Kec Margoyoso, Pati dinyatakan positif Covid-19.

- Klaster Sekolah Balikpapan
Seorang guru yang positif Covid-19 menulari 28 orang guru dan pegawai sekolah, di 1 SD dan 1 SMP, termasuk batita perempuan 2 tahun, per 6 Agustus 2020 kemudian menulari 17 orang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved