Minggu, 5 Oktober 2025

Siswa SMK Diajak Belajar dengan Bahagia, Jangan Hanya Mengejar Ijazah

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto mengajak para siswa SMK untuk memiliki semangat belajar.

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Siswa SMK PGRI 13 Surabaya mendengarkan paparan sebelum simulasi belajar-mengajar pada era new normal yang digelar pihak sekolah, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/6/2020). Simulasi digelar agar siswa paham dan tahu proses belajar-mengajar saat new normal dan nanti saat diperbolehkan belajar-mengajar secara tatap muka. Proses belajar-mengajar secara tatap muka saat new normal memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan, di antaranya harus cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk kelas, serta penggunaan face shield (pelindung wajah) baik untuk siswa maupun guru. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan
Sakarinto mengajak para siswa SMK untuk memiliki semangat (passion) dalam menekuni masa
pendidikannya.

Menurut Wikan, proses pembelajaran harus memiliki unsur kegembiraan agar memiliki hasil yang baik.

"Itu hanya bisa terjadi kalau punya visi dan passion ke depan. Sehingga pada proses nanti punya tingkatan kebahagian dengan belajar ilmu yang adik-adik pahami buat apa masa depan," kata Wikan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring, Senin (13/7/2020).

Wikan mengajak para siswa SMK agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Menurutnya, kompetensi dapat membuat para siswa menjadi manusia yang unggul.

Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan bukan hanya titel dan ijazah, tapi kompetensi dan kemampuan.
"Kompetensi inilah membuat jadi orang hebat dan baik di masa depan, bukan sekedar ijazah.

Baca: Repotnya Sekolah Daring, Dari Menyediakan Pulsa hingga Durasi Belajar

Baca: Profesi Apa Sajakah yang Sangat Berperan di Masyarakat saat Pandemi Covid-19? Jawaban Soal SMA/SMK

Ijazah tanpa kompetensi itu artinya aku bisa apa. Kompeten itu harus bisa mengakui bisa 'i can perform
something aku mampu apa itulah kompetensi dan skill," kata Wikan.

Menurut Wikan, dunia usaha dan kerja tidak menginginkan lulusan yang memiliki ijazah, tapi juga
kompetensi.

"Kompetensi itu apa? Hard skill dan soft skill itu berimbang, jangan hanya hard skill tapi soft skill juga
kuat," kata Wikan. (fahdi/tribunnetwork/cep)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved