Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Polemik Kalung Antivirus Corona: Kata Sherina Munaf, Tanggapan Menkes hingga Respons Kementan

Rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang akan memproduksi massal kalung aromaterapi berbahan dasar ecucalyptus menuai polemik.

Dokumen Kementan RI
Prototipe antivirus corona eucalyptus oleh Kementan. 

TRIBUNNEWS.COM - Rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang akan memproduksi massal kalung aromaterapi berbahan dasar ecucalyptus menuai polemik.

Pasalnya, Kementan mengklaim kalung tersebut sebagai kalung antivirus corona.

Hal itu lantas menimbulkan beragam komentar dari banyak pihak.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry
Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Sherina Munaf

Rencana Kementan memproduksi massal kalung aromaterapi ecucalyptus sebagai antrivirus corona mendapat sorotan dari penyanyi Sherina Munaf.

Melalui akun Twitter pribadinya, Sherina mempertanyakan kalung yang diklaim bisa menjadi antivirus corona.

Walaupun sempat salah menyebut Covid-19 sebagai virus, Sherina kemudian memperbarui unggahannya dan mengatakan bahwa virus penyebab Covid-19 adalah SARS-CoV-2.

Namun, menurut Sherina tetap saja konteksnya adalah virus tersebut bukan nyamuk yang bisa diusir dengan eucalyptus.

Baca: 9 Manfaat Eucalyptus, Bahan Pokok Kalung Antivirus Corona: Redakan Batuk - Kontrol Gula Darah

"Tetap bukan nyamuk. Ditunggu jurnal ilmiah kalung eucalyptus VS Covid-19-nya," tulis akun @sherinasinna, seperti dikutip dari Kompas.com.

Atas cuitannya tersebut, Sherina siap blunder jika nantinya memang benar terbukti manfaatnya.

"Saya terima kalau saya blunder. Semoga nyawa tidak melayang karena takhayul yang diilmiahkan," tulisnya.

Menko PMK

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan Kementan agar hati-hati sebelum menyebarluaskan kalung antivirus corona.

Baca: Klaim Kalung Anti Corona Berbahaya Jika Masyarakat Terlanjur Percaya dan Acuhkan Protokol Kesehatan 

Muhadjir mengatakan, perlu ada pengujian secara klinis untuk membuktikan efektivitas penggunaan kalung antivirus yang dimaksud.

"Penting, jangan sampai kalau itu belum teruji secara klinis, belum teruji secara ilmiah, jangan segera disebarluaskan, didiseminasikan," ujar Muhadjir, seperti dikutip dari Kompas.com.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved