Sabtu, 4 Oktober 2025

Indonesia Soroti Vaksin Corona Hingga Kejahatan Lintas Negara Dalam Pertemuan Menlu ASEAN-Australia

Retno Marsudi hadir dalam pertemuan Menlu ASEAN-Australia atau foreign minister meeting on Covid-19 yang dilakukan melalui video conference.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu RI), Retno Marsudi hadir dalam pertemuan Menlu ASEAN-Australia atau foreign minister meeting on Covid-19 yang dilakukan melalui video conference, Selasa (30/6/2020).

Dalam pertemuan tersebut Menlu mewakili Indonesia menyampaikan tiga hal, diantaranya terkait kerja sama vaksin, penguatan kerja sama kawasan, serta kerja sama di dalam penanganan kejahatan lintas negara.

Menlu mengatakan Indonesia merupakan satu co-sponsor untuk resolusi Covid-19 yang diadopsi pada world health assembly ke 73 di Jenewa pada Mei 2020 lalu.

Satu alasan mengapa Indonesia menjadi co-sponsor resolusi tersebut karena adanya paragraf tentang obat dan vaksin yang menyerukan dilakukannya pengembangan, pengujian, dan produksi massal obat dan vaksin Covid-19 yang aman, efektif, dan terjangkau.

Baca: WNI Terpapar Covid-19 di Luar Negeri Capai 1.115 Orang

Serta diberikannya akses yang tepat waktu, setara, dan terjangkau terhadap obat dan vaksin serta penerapannya fleksibilitas terkait hak paten.

“Adopsi resolusi ini tidak lepas dari kontribusi aktif Australia,” kata Retno dalam konferensi pers daring, Selasa (30/6/2020).

Indonesia juga mendorong Australia untuk memperkuat kerja sama kawasan.

ASEAN dan Australia telah memiliki berbagai macam kendaraan kerja sama regional yang dapat dioptimalkan terutama untuk penanganan Covid-19.

Baca: Kemendikbud Dukung Guru Lakukan Inovasi Metode Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19

“Dibidang ekonomi terutama saya menyampaikan terdapat 2 kendaraan yang dapat dipakai yaitu melalui ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area dan regional ekonomi comprehensive partnership atau ARCEP,” ujar Retno

Penandatanganan ARCEP yang direncanakan November 2020 akan berdampak signifikan terhadap upaya pemilihan pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan.

“15 negara yang telah menyepakati ARCEP termasuk Australia merupakan ekonomi global yang sangat besar mencakup seperempat GDP dunia dengan 2 miliar penduduk,” katanya.

Sementara itu dibidang politik dan keamanan, Menlu menyampaikan bahwa ASEAN Outlook on Indo Pacific merupakan kendaraan yang bagus untuk memelihara stabilitas perdamaian dan Kesejahteraan di kawasan Indo Pacific.

“Kerjasama ASEAN outlook on indo pacific perlu terus dioptimalkan dan Australia merupakan salah satu mitra pertama yang mendukung konsep ASEAN ini,” katanya.

Terkait kerja sama memerangi kejahatan transnasional, Menlu menyampaikan bahwa Indonesia belum lama menerima 99 pengungsi Rohingya pada 24 Juni 2020.

Indonesia memutuskan menerima sementara para pengungsi yang datang atas dasar kemanusiaan.

Meskipun Indonesia sendiri sedang dilanda krisis akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Selain faktor kemanusiaan, Indonesia juga akan mendalami lebih jauh kemungkinan para pengungsi sebagai korban penyelundupan atau perdagangan manusia.

Menlu menyampaikan agar negara di kawasan ASEAN dan Australia terus meningkatkan kerjasama melawan kejahatan lintas negara, termasuk perdagangan orang dan penyelundupan manusia.

Tanpa kerja sama dengan negara lain, menurutnya akan sulit untuk memerangi kejahatan lintas negara ini.

“Dalam konteks ini kerjasama antara ASEAN dan Australia sangat penting dalam penanggulangan kejahatan lintas negara yang terorganisir,” ujar Retno

Menlu juga kembali menekankan dalam statement di pertemuan tersebut, Indonesia akan terus melakukan upaya untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat asalnya yaitu di Rakhine State, Myanmar dengan cara yang aman, sukarela dan bermartabat.

Indonesia juga mendorong agar Myanmar segera menciptakan situasi yang kondusif di Rakhine State.

“Saya menekankan bahwa situasi kondusif di Rakhine state harus segera diciptakan. Apabila tidak maka penderitaan orang-orang Rohingya akan terus berlanjut,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved