Rabu, 1 Oktober 2025

Helikopter TNI Jatuh di Kendal

TNI AD Libatkan KNKT Investigasi Heli MI 17 yang Jatuh di Kendal

KNKT dilibatkan dalam investigasi jatuhnya helikopter MI-17 yang jatuh di Kendal Semarang beberapa waktu lalu.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Helikopter MI-17V5 milik Penerbad TNI AD dengan nomor registrasi HA5151 jatuh di lahan kosong sekitar proyek Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu (6/6/2020) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan pihaknya melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam investigasi jatuhnya helikopter MI-17 yang jatuh di Kendal Semarang beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan saat ini KNKT tengah menganalisa data lapangan terkait kecelakaan tersebut.

Andika mengatakan pihaknya juga sejak awal membuka diri terkait proses investigasi jatuhnya helikopter buatan Rusia tersebut.

Hal itu disampaikan Andika usai acara Coffee Morning dan Olahraga bersama Pimpinan Media Massa di Mabes TNI Angkatan Darat Jakarta pada Rabu (24/6/2020).

"Kemarin saya sudah cek. Lebih baik kita tunggu sampai tuntas karena dari KNKT sedang menganalisa. Analisa ini butuh waktu tapi data dari lapangan sudah diambil semua dan kami dari awal membuka diri. KNKT terlibat. Kalau kami sendiri nanti takutnya ada kecurigaan. Justru kita ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Andika.

Diberitakan sebelumnya Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI AD masih butuh waktu beberapa hari ke depan untuk mengetahui penyebab jatuhnya Helikopter jenis MI-17 di Kendal, Sabtu (6/6/2020).

Hal itu disampaikan Komandan Puspenerbad Mayjend TNI Teguh Pudjo Rumekso, Minggu (7/6/2020).

Menurutnya, hingga Minggu (7/6/2020) kotak hitam atau black box dari helikopter nahas tersebut sudah diambil.

Langkah investigasi berupa pengumpulan Flight Data Recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan pun sudah didapatkan.

"Dari Kadispenad masih belum merilis perkembangan terbaru. Karena kejadian baru kemarin sore. Namun FDR dan CVR dari heli tersebut sudah kami temukan," katanya seusai melepas jenazah Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho, di TPU Sasonoloyo Colombo, Sleman pada Minggu (7/6/2020).

Begitu juga dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekaman suara kokpit.

Secara umum kedua data tersebut tidak dapat dipisahkan dalam menganalisa penyebab jatuhnya sebuah pesawat atau helikopter.

Ia menambahkan, FDR dan CVR tersebut akan dianalisa oleh teknisi berasal dari Rusia.

Hal itu dilakukan lantaran keterbatasan alat yang dimiliki oleh TNI AD.

Sehingga membutuhkan bantuan teknisi dari Rusia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved