Virus Corona
Fahri Hamzah: Semua Negara Gelagapan Tangani Wabah Virus Corona
Hal itu disampaikannya saat zoominari bersama Perempuan Sumatera: Gerakan Solidaritas menghadapi Covid-19, Selasa (9/6/2020).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan kaum perempuan memegang peranan penting dalam gelombang solidaritas 2020.
Menurut Fahri, perempuan mengetahui betul bagaimana menanggapi persoalan Covid-19 dari perspektif agama maupun keluarga, sebelum ditemukan vaksin virus Corona.
Hal itu disampaikannya saat zoominari bersama Perempuan Sumatera: Gerakan Solidaritas menghadapi Covid-19, Selasa (9/6/2020).
"Gelombang Solidaritas 2020 ini sebenarnya ikhtiar bagaimana melihat persoalan kekinian Covid-19 secara komprehensif, karena penyelesaiannya tidak bisa lagi secara rasional, harus ada perspektif agamanya," kata Fahri.
-
Baca: Gubernur Sulsel Perintahkan Buru Orang-orang yang Ambil Paksa Jenazah PDP Covid-19 di RS
-
Baca: Panduan New Normal dalam Berkendara, dari Teknis Hingga Aturan Resmi, Simak Baik-baik!
-
Baca: Ketahanan Fisik Pemain PSMS Medan Menurun, Ardi Nusri Fokus Benahi 2 Aspek Ini
-
Baca: Rutin Minum Teh Panas Ternyata Bisa Membahayakan Tubuh, ini Alasannya
Saat ini, menurut Fahri terjadi perdebatan antara saintifik dengan agama.
Sehingga, saintifik atau ilmu pengetahuan belum bisa menyelesaikan masalah pokok,ndengan belum ditemukannya vaksin untuk mengatasi virus ini.
"Jadi kaum scientific saat ini sedang digugat, maka untuk menyelesaikannya sebagai bangsa beragama dengan perspektif agama dan ketuhanan," ucap Fahri.
Fahri mengatakan pandemi Covid-19 ini menyerang personal, bukan negara.
Sehingga semua pihak, negara maupun ilmuwan terlihat gelagapan tidak menduga sebelumnya.
"Kalau yang diserang negara analoginya seperti bumi diserang oleh alien, semua negara sudah menyiapkan terutama Amerika Serikat. Nah, yang diserang sekarang ini personal atau individu," ucap Fahri.
Kata Fahri, disinilah diperlukan gelombang solidaritas yang muaranya dimulai dari diri sendiri untuk membangun optimisme dalam menjaga imunitas tubuh, sebelum ditemukan vaksinnya.
Saat ini dalam kehidupan New Normal yang akan dijalankan, perlu menerapkan standar-standar higienis, menjaga kebersihan dan menghentikan upaya perusakan lingkungan.
Sebab, bukan mustahil munculnya virus Corona dipicu adanya kerusakan lingkungan.
"Di kampung saya di Sumbawa dahulu, airnya bersih bisa diminum, sekarang mau dibuat mandi saja susah seperti Sungai Ciliwung. Semua rusak, sungai, laut dan hutan," ujarnya.
Dalam upaya ini, lanjut Fahri, perempuan lebih bisa diandalkan dari pada laki-laki.