Bulan Bung Karno
Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Beserta Kutipan Tokoh Soekarno hingga Joko Widodo
Berikut ucapan selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni, lengkap dengan kutipan dari tokoh terkenal Soekarno hingga Joko Widodo.
6. "Pancasila dan Islam adalah hal yang dapat sejalan dan saling menunjang. Keduanya tidak bertentangan dan jangan dipertentangkan."
- KH Achmad Shiddiq
Baca: Peringatan Hari Lahir Pancasila di Tengah Pandemi, Jokowi dan Jajaran Kepala Lembaga Upacara Virtual
Baca: 30 Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020, Kirim ke WhatsApp, jadi Status di Media Sosial
7. "Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari dari agama dan kedudukannya saling menguatkan."
- KH Hasyim Asy'ari
8. "Aku menyadari bahwa kami tidak dapat mendirikan bangsa kami atas dasar delklarasi kemerdekaan Amerika Serikat. Pun tidak berdasarkan manifesto komunis. Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali tradisi kami jauh sampai kedasarnya dan keluarlah aku dengan lima butir mutiara yang indah."
- Ir Soekarno)
9. "Perilaku Pancasila adalah mempersatukan, bukan memisahkan. Kita semua Pancasila, Kita semua Indonesia."
- Zulkifli Hasan
10. "Pancasila itu ideeologi bangsa dan negara. Ideologi semua untuk semua, bukan golongan tertentu saja. Ideologi kita yang satu dan mempersatukan kita yang berbeda-beda."
- M. Hanif Dhakiri
11. "Kita boleh berbeda pendapat, namun untuk kepentingan bangsa, kita harus bersatu! Selamat Hari Lahir Pancasila."
- Sandiaga Uno
12. "Pancasila tuh dasarnya sila 1-3, tujuannya sila 5, cara untuk mencapainya sila 4."
- Sujiwo Tejo
13. "Pancasila dalam kedudukannya sebagai idiologi Negara mampu mempersatukan berbagai kalangan baik yang agamis, nasionalis, sosialis, serta kalangan lainnya dalam mimpi kolektif untuk mewujudkan sebuah Indonesia yang terbayangkan."
- Butet Kertaredjasa
14. "Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan."
- Pramoedya Ananta Toer
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)