Virus Corona
Pemerintah Diminta Tidak Buru-buru Buka Sekolah, Dikhawatirkan Covid-19 Masih Ada
Muhammad Ramli Rahim meminta pemerintah tidak terburu-buru dalam memutuskan pembukaan kembali sekolah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim meminta pemerintah tidak terburu-buru dalam memutuskan pembukaan kembali sekolah.
Ramli mengatakan dirinya kurang sepakat jika hingga saat ini masih ditemukan kasus positif corona yang baru.
Dirinya mengingatkan jangan sampai guru dan murid yang justru menjadi korban tertular.
"Jika tak ada kasus baru kita sepakat. Hanya saja jika masih ada kasus baru, kita tentu kurang sepakat, jangan sampai siswa dan guru jadi korban selanjutnya," ucap Ramli kepada Tribunnews.com, Senin (11/5/2020).
Menurutnya, pemerintah harus melalui kajian yang benar-benar matang dalam memutuskan pembukaan sekolah.
"Pemerintah harus betul-betul serius mencermati itu, apalagi sifatnya nasional," ucap Ramli.
Menurut Ramli, saat ini pembelajaran jarak jauh dengan media apapun belum terlalu efektif.
Dirinya justru menyarankan agar pemerintah menggeser tahun ajaran baru ke awal tahun depan.
"Sebaiknya pemerintah berpikir untuk menggeser tahun ajaran baru menjadi Januari 2021. Tentu saja dengan tetap memastikan guru-guru honorer memperoleh jaminan hidup minimal, begitupun guru-guru di sekolah swasta harus mendapat jaminan terpenuhi kebutuhan dasarnya," pungkas Ramli.
Seperti diketahui, Kemendikbud berencana melakukan pembukaan kembali sekolah pada bulan Juli mendatang.
Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen Hamid Muhammad mengatakan pembukaan sekolah hanya diutamakan untuk wilayah yang telah dinyatakan bebas dari penyebaran virus corona.
"Masih dijajaki kemungkinannya, terutama untuk daerah yang sudah dinyatakan aman dari Covid-19 oleh otoritas kesehatan," ujar Hamid kepada Tribunnews.com, Sabtu (9/5/2020).