Sabtu, 4 Oktober 2025

Hari Kartini

Peringati Hari Kartini 21 April, Aktivis Perempuan Berharap Bukan Hanya Ceremonial Semata

Aktivis perlindungan perempuan asal Kota Solo, Fitri Haryani, mengingatkan peringatan Hari Kartini tidak sebatas ceremonial semata.

https://www.instagram.com/trinurulilmi_/
Foto RA Kartini di Museum RA Kartini, Kabupaten Jepara - Aktivis perlindungan perempuan asal Kota Solo, Fitri Haryani, mengingatkan peringatan Hari Kartini tidak sebatas ceremonial semata. 

"Perjuangannya tetap sama tapi dalam dimensi yang berbeda," tutupnya.

Baca: Peringati Hari Kartini, Soimah Ingat Pernah Hidup Susah dan Tetap Semangat

Kata Pegiat SCC Ulul Albab

Pegiat pengarusutamaan gender di perguruan tinggi dari Student Crisis Centre (SCC) Ulul Albab, Kota Malang, Indayu Sri Mulyani, menuturkan semangat RA Kartini tidak pernah padam hingga kini.

Indayu teringat pada narasi juang RA Kartini demi memantik semangat para perempuan Indonesia untuk bangkit dan berjuang membangun peradaban bangsa melalui kecerdasan, serta peran strategis dalam mengambil kebijakan.

“Dalam perjalanan, berbagai hal yang saya lihat dan dengar semakin menguatkan saya bahwa kecerdasan otak bukan segalanya."

"Kita harus memiliki kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang saling mendukung dan mengantarkan orang kearah yang dituju."

"Sepenggal narasi ini menggambarkan bahwa seorang kartini tidak hanya mengandalkan kejernihan pikiran saja, karena itu tidak akan cukup untuk berjuang, namun kebijaksanaan hati seorang perempuan akan memupuk martabat luhur bangsa," ucap Indayu.

Menurut Indayu, Kartini era sekarang ini merupakan perempuan yang bertekad membangun pemikiran revolusioner.

Bahwa setiap perempuan berarti seorang ahli waris yang ditunjuk oleh semangat juang Kartini yang tak pernah padam.

Baca: Memperingati Hari Kartini, Berikut 6 Wanita Indonesia yang Menjadi Bos di Bank di Tanah Air

Jika situasi dan kondisi hari ini tidak memungkinkan untuk perempuan hidup nyaman dan aman, maka ahli waris Kartini yang harusnya meneruskan semangat juang ibu revolusioner bangsa RA Kartini.

"Tiada lain adalah seluruh perempuan Indonesia yang menempa jati dirinya dengan semangat keadilan sosial dan kemerdekaan bangsa Indonesia."

"Ketidakadilan sosial sebagai wujud diskriminasi peran sosial harus ditolak dengan tegas oleh seluruh perempuan tangguh di Indonesia," tegasnya.

Terakhir Indayu juga tidak lupa mengingatkan betapa pentingnya literasi dalam segi perjuangan seorang perempuan.

Ia melihat RA Kartini memperjuangkan pendidikan melalui literasi baik kepenulisan maupun tradisi membaca.

Kumpulan surat-surat Kartini menjadi bukti perjuangannya abadi melalui pena juangnya.

Inilah sejatinya warisan dari RA Kartini untuk perempuan Indonesia.

"Semangat juang membara, ibarat kobaran api. Takkan redup walau ajal menghampiri, tak kan mati walau raga tak bernyawa lagi."

"Perempuan revolusioner sebagai anak, ibu, dan istri yang menanamkan nilai adil dan merdeka sampai akhir hayatnya," tutup Indayu.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved