Sabtu, 4 Oktober 2025

Hari Raya Nyepi 2020

Hari Raya Nyepi 2020: Ini Sejarah dan 7 Rangkaian Acara Tradisi di Bali Saat Nyepi

Nyepi ini merupakan hari raya yang selalu diadakan setiap Tahun Baru Saka, dimaknai sebagai hari tanpa ada aktivitas seperti biasanya.

TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin
Upacara dan sembahyang menyambut Hari Raya Nyepi di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha, Rabu (6/3/2019)-Hari Raya Nyepi 2020: Ini Sejarah dan 7 Rangkaian Acara Tradisi di Bali Saat Nyepi 

Dalam upacara Melasti, umat Hindu yang mengikuti acara tersebut akan mendapatkan air suci yang disebut Angemet Tirta Amerta.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut merupakan air kehidupan.

Biasanya Melasti juga menjadi saat dimana benda-benda sakral disucikan.

Pelaksaaan Upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, tiga dewa dalam Agama Hindu.

Tiga dewa tersebut yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma

2. Menghaturkan Bhakti /Pemujaan

Dilansir dari balipedia.id, kegiatan ini dimaknai sebagai penghaturan bhakti.

Biasanya dilakukan di Balai Agung atau Pura Desa di setiap desa pakraman.

Dilakukan penghantaran bhakti setiap setelah kembali dari rangkaian kegiatan mekiyis.

Baca: Pemberian Remisi Khusus di Hari Raya Nyepi Hemat Anggaran Makan Narapidana Hingga Rp 542 Juta

Baca: Ucapan Hari Raya Nyepi 2020 dalam Berbagai Bahasa, Cocok untuk Status WA, Facebook & Twitter

3. Tawur Agung/mecaru

Dilnsir dari balipedia.id setiap catus pata (perempatan) desa/pemukiman, lambang menjaga keseimbangan.

Keseimbangan buana alit, buana agung, keseimbangan Dewa, manusia Bhuta.

Kegiatan ini sekaligus merubah kekuatan bhuta menjadi div/dewa (nyomiang bhuta) yang diharapkan dapat memberi kedamaian, kesejahteraan dan kerahayuan jagat (bhuana agung bhuana alit).

4. Ngerupuk dan Pawa Ogoh-ogoh

Umat Hindu di Pekanbaru menggelar serangkaian ritual keagamaan di Pura Agung Jagatnatha, Pekanbaru, Jumat (16/3/2018). Pada ritual tersebut diadakan pengarakan ogoh-ogoh yang dibawa bekeliling jalan utama sebelum akhirnya dibakar. Ritual Prosesi arak-arakan dan pembakaran Ogoh-ogoh ini dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Menurut kepercayaannya, ogoh-ogoh tersebut disebut Butha Kala, merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Agar tidak menggangu saat nyepi maka ogoh-ogoh dibakar. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Umat Hindu di Pekanbaru menggelar serangkaian ritual keagamaan di Pura Agung Jagatnatha, Pekanbaru, Jumat (16/3/2018). Pada ritual tersebut diadakan pengarakan ogoh-ogoh yang dibawa bekeliling jalan utama sebelum akhirnya dibakar. Ritual Prosesi arak-arakan dan pembakaran Ogoh-ogoh ini dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Menurut kepercayaannya, ogoh-ogoh tersebut disebut Butha Kala, merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Agar tidak menggangu saat nyepi maka ogoh-ogoh dibakar. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (TRIBUN PEKANBARU/Theo Rizky)

Dilansir dari grid.id, acara ngerupuk/mebuu-buu di setiap rumah tangga ini berguna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhutakala.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved