Virus Corona
Jokowi Pimpin Ratas Bahas Kepastian Ujian Nasional 2020 di Tengah Wabah Virus Corona
Dalam pembukaan rapat, Jokowi menyadari pandemi virus corona (Covid-19) sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas terkait kebijakan Ujian Nasional (UN) tahun 2020.
Rapat digelar melalui sambungan video conference pada Selasa (24/3/2020).
Baca: Instruksi AHY kepada Seluruh Kader Demokrat Terkait Virus Corona: Ini Perang Semesta, Total War
Dalam pembukaan rapat, Jokowi menyadari pandemi virus corona (Covid-19) sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Meski sudah menginstruksikan untuk melaksanakan kegiatan belajar dari rumah, Jokowi menyadari situasi ini membawa dampak bagi pelaksanaan UN tahun 2020.
"Kita tahu Covid-19 sangat mengganggu pendidikan di tanah air dan kita juga telah kebijakan belajar dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Situasi ini mebawa dampak pada UN di tahun 2020," kata Jokowi.
"Ada 8,3 juta siswa yang harusnya mengikuti UN dari 106.000 satuan pendidikan di Tanah Air," tambahnya.
Untuk itu, Presiden Jokowi menawarkan tiga buah opsi terkait kebijakan UN tahun 2020.
Yakni, UN 2020 tetap dilaksanakan, penundaan UN 2020 hingga peniadaan UN 2020.
Terpenting, kata Jokowi, keputusan itu jangan sampai 8,3 juta siswa dirugikan.
"Harus segera diputuskan dan ada 3 opsi yang dapat kita pilih, apakah UN tetap dilaksanakan, itu yang pertama. Yang kedua, apakah UN ditunda waktunya, atau ketiga ditiadakan sama sekali. Prinsip yang utama yang harus kita pegang adalah kebijakan ini bisa kita ambil tapi jangan sampai merugikan hak dari 8,3 juta siswa yang harusnya mengikuti ujian nasional yang diadakan," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Ujian Nasional (UN) 2020 tingkat SMA, SMP, hingga SD resmi ditiadakan.
Ketua Komisi X DPR Syaifu Huda mengungkapkan keputusan tersebut diambil setelah pihaknya menggelar rapat via online dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Kesepakatan ini didasarkan atas penyebaran virus corona (Covid-19) yang kian masif.
Baca: Virus Corona Bikin Penumpang MRT Turun Drastis, di Akhir Pekan Cuma 5.000-an Orang
Padahal jadwal UN SMA harus dilaksanakan pekan depan, demikian pula dengan UN SMP serta SD yang harus dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang.
"Penyebaran wabah Covid-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah ancaman wabah Covid-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan," kata Syaiful melalui keterangannya, Selasa (24/3/2020).