Virus Corona
Mayoritas Pasien Corona di RI Imported Case, Achmad Yurianto: Gambaran Health Alert Card Kita Jalan
Achmad Yurianto menyebut adanya sejumlah kasus imported case menunjukkan health alert card berjalan dengan baik untuk mencegah penularan virus corona
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto menanggapi terkait sejumlah kasus positif Covid-19 merupakan imported case.
Imported case adalah orang positif Covid-19 yang tertular dari luar negeri.
Yuri menuturkan, adanya kasus imported case ini menunjukan bahwa Kartu Kewaspadaan Kesehatan atau Health Alert Card (HAC) di Indonesia berjalan dengan baik.
Hal ini ia sampaikan dalam program OPSI yang videonya diunggah di YouTube metrotvnews, pada Senin (9/3/2020).
Sebelumnya, Yuri mengatakan bahwa adanya penambahan pasien positif Covid-19 ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus tersebut.
"Ini gambaran bahwa keseriusan kami untuk melakukan contact tracing inilah yang kita dapatkan," kata Yuri.

"Jadi betul klaster yang awal yakni Jakarta, kita telusuri siapa yang menjadi kontak dekatnya," imbuhnya.
"Kemudian kita dapatkan dan langsung dilakukan pemeriksaan," jelas Yuri.
Lebih lanjut, Yuri menyinggung terkait kasus imported case yang dideteksi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Sementara yang imported case ini gambaran bahwa health alert card kita jalan," ujar Yuri.
"Semua orang yang datang ke Indonesia siapapun dia, termasuk WNI dari daerah yang kita yakini terjadi endemi, maka kita minta mereka untuk mewaspadai diri," imbuhnya.
"Pada saat mereka masuk emang tidak sakit, sehingga thermal scan dan sebagaimana tidak bisa mendeteksi," jelasnya.
Oleh karena itu pihaknya berikan health alert card.
Baca: UPDATE Berita Corona Indonesia - Bertambah Menjadi 27 Pasien Positif Covid-19
"Yakni semacam kartu yang kita input datanya serta didalamnya terdapat penjelasan, manakala nanti dalam 14 hari mengalami sakit segera datang ke fasilitas kesehatan dan tunjukan kartunya," ungkapnya.
"Inilah yang kemudian akan menjadi triggered bagi kita untuk mengaktiifkan sistem kewaspadaan," tutur Yuri.
"Artinya sistem yang kita bangun (dilakukan pemerintah) jalan," kata Yuri.
Di sisi lain Yuri mengungkapkan dirinya senang dengan masyarakat yang semakin sadar menghadapi kasus ini.
Di mana masyarakat secara cepat membantu pemerintah melaksanakan deteksi dini dan respon cepat.
"Sehingga kita tidak mendapatkan pasien dalam kondisi yang jelek sekali dari kasus-kasus ini," ujarnya.
"Ada kontribusi dan pro aktif dari masyarakat dalam menghadapi ini," jelasnya.
27 Orang di Indonesia Positif Terinfeksi Covid-19
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, kembali mengumumkan penambahan pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Yuri menyebut, pada laporan yang ia terima ada 8 pasien baru yang positif.
Satu di antara kasusnya merupakan local transmission (penularan di Indonesia) dan belum diketahui dari mana sumber penularannya.
Berikut merupakan rincian dari 8 pasien baru yang positif terinfeksi virus corona.
Baca: Pemprov DKI Jakarta Gelontorkan Rp 54 Miliar Atasi Virus Corona di Ibu Kota
1. Pasien nomor 20, perempuan 70 tahun. Bagian dari tracing sub klaster Jakarta.
2. Pasien nomor 21, perempuan 47 tahun. Bagian dari tracing sub klaster Jakarta.
3. Pasien nomor 22, perempuan 36 tahun, imported case.
4. Pasien nomor 23, perempuan 73 tahun, imported case. Kondisi sedang menggunakan ventilator karena faktor comorbid cukup banyak.
5. Pasien nomor 24, laki-laki 46 tahun. Imported case.
6. Pasien nomor 25, perempuan WNA 53 tahun. Imported case, kondisi stabil.
7. Pasien nomor 26, laki-laki WNA 46 tahun. Imported case. Kondisistabil.
8. Pasien nomor 27, laki-laki 33 tahun. Diduga local transmission karena bukan impor dan tidak jelas dari bagian klaster yang lain.
Untuk pasien nomor 27, Yuri menyebut pihaknya sedang melakukan tracking dari mana ini sumber penularannya.
Dengan demikian, total pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia berjumlah 27 orang. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)