Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Penjelasan Jubir Virus Corona Terkait Penyebaran Covid-19, Seperti Benalu di Pohon

Juru bicara pemerintah Indonesia terkait Virus Corona, Achmad Yurianto menjelaskan terkait bagaimana penyebaran virus corona.

Editor: Miftah
TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Jubir Istana untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Masuknya virus corona di Indonesia, membuat pemerintah terus gencar melakukan berbagai sosialisasi terkait virus itu. 

Masyarakat diimbau agar tak panik dalam menghadapi virus corona ini namun selalu bersikap waspada. 

Juru bicara pemerintah Indonesia terkait Virus Corona, Achmad Yurianto menjelaskan terkait bagaimana penyebaran virus corona.

Ia menjelaskan, virus corona sama seperti virus-virus lainnya yang membutuhkan inang dan hanya bisa hidup di dalam sel yang hidup.

Jika diibaratkan, maka virus itu sama halnya seperti benalu yang ada di pohon.

”Benalu ini bisa hidup kalau pohonnya hidup, kalau pohonnya mati pasti benalunya ikut mati. Demikian juga dengan virus dia hidup di dalam sel yang hidup. Sel yang hidup itu ada di saluran pernafasan orang yang sakit,” ujar Achmad seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Rabu (4/3/2020).

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020)
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020) (Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy)

Sel virus tersebut dapat berpindah ketika seseorang bicara, batuk maupun bersin, saat sebagian sel itu terlepas atau terlempar yang dalam istilah kesehatan disebut droplet.

Baca: Antisipasi Virus Corona, Kedai Teh Boba di China Beri Jarak Antre 1,5 meter & Cek Suhu Tubuh Pembeli

Baca: Kenali 5 Ciri-ciri Orang Terinfeksi Virus Corona, Berikut 11 Cara Pencegahan Covid-19!

Achmad Yurianto yang juga merupakan Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini menjelaskan, droplet atau percikan sel itu hanya bisa terlempar dalam jarak yang cukup dekat sekitar satu meter.

”Oleh karena itu logika kita, sehebat apapun orang sakit itu enggak mungkin droplet-nya, percikkan ludahnya itu terlemparnya sampai 1 kilo dari mulutnya, pasti sekitar 1 meter. Oleh karena itu persyaratannya adalah kontak dekat,” kata dia.

Menurutnya, iklim di Indonesia juga sangat berepengaruh dalam penyebaran virus ini.

Sel manusia apabila lepas dari tubuh manusia di dalam iklim Indonesia dengan paparan ultraviolet, suhu, kelembaban yang seperti ini rata-rata hanya akan bertahan di 10 sampai 15 menit.

Setelah itu nantinya akan mati baik indoor maupun outdor.

"Begitu sel itu mati, maka virus yang menumpang di dalamnya pasti ikut mati," terangnya.

Ia menyarankan, agar masyarakat yang sakit seperti batuk, flu atau pilek agar menggunakan masker agar saat droplet tidak terbuang kemana-mana.

”Kita minta yang sakit pakai masker. Bahkan kalau perlu mari kita tegur yang dengan cara yang baik apabila ada teman kita batuk dan pilek enggak pakai masker,” urainya.

Baca: Oknum Penimbun Masker dan Hand Sanitizer di KBB dan Cimahi Diawasi Polisi

Baca: RSPI: Dua Pasien Positif Corona Tidak Sesak Napas Lagi dan Batuknya Sudah Berkurang

Masker untuk Orang Sehat

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) menjelaskan terkait bagaimana menggunakan masker yang baik.

Hal itu ia ungkapkan ketika berbicara di TV One pada Senin (2/3/2020) malam.

Agus mengatakan penggunaan masker dianjurkan bagi orang yang sedang sakit.

Hal agar penyakit yang diderita itu tak menyebar ke orang lain yang berada di dekatnya.

"Masker itu digunakan ketika apabila kita sedang sakit, jadi hanya dipakai apabila orang sedang sakit," jelas Agus.

Jika seseorang sedang mengalami sakit seperti flu ataupun batuk, maka orang itu harus memakai masker.

"Sakit batuk, flu pilek itu gunakanlah masker, supaya tidak menulari orang lain, bukan orang yang sehat," tambahnya.

Baca: Waspada Corona dan Dampak Hujan Abu Merapi, Kota Solo Langka Masker, Harga Capai Rp 95 Ribu Per Biji

Baca: Pakar Hukum Pidana Minta Aparat Beri Shock Therapy Oknum Penimbun Masker

Lantas bagaimana penggunaan masker untuk orang yang dalam keadaan sehat ?

Menurutnya, penggunaan masker untuk orang sehat adalah sah-sah saja dengan berbagai catatan.

Yakni, masker tersebut digunakan ketika berada di konsisi lingkungan yang cukup tinggi tingkat infeksinya.

Seperti di tempat umum, transportasi umum, ataupun di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Orang yang sehat boleh menggunakan masker di tempat-tempat tersebut, hal itu karena di tempat tersebut kita tidak tahu apakah ada orang yang sakit atau tidak di tempat itu.

"Apabila kita berada di daerah yang cukup tinggi infeksinya, misalnya berada di daerah rumah sakit atau di daerah pelayanan kesehatan yang memang merawat pasien tersebut."

"Atau kita berada di daerah kerumunan yang sangat padat, misalnya di dalam transportasi massal yang padat sekali, tentu kita tidak tahu ada orang sakit atau tidak, kita boleh pakai masker," jelasnya.

Lihat di Menit 12.00

(Tribunnews.com/Tio)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved