Berita Viral
Korban Tertimpa Pohon di Sleman Hari Ini Jalani Serangkaian Operasi, Suami Sebut Sempat Ketakutan
Israni Silvia atau kerap dipanggil Silvi, korban tertimpa pohon tumbang di daerah Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu akan naik meja operasi (20/2)
TRIBUNNEWS.COM - Israni Silvia atau kerap dipanggil Silvi, korban tertimpa pohon tumbang di daerah Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu akan menjalani operasi pada Kamis (20/2/2020) sore.
Serangkaian operasi akan dilakukan di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH) Yogyakarta.
Hal tersebut diungkapkan sang suami, Endi Yogananta.
Endi mengungkapkan rencananya operasi akan dilaksanakan pada pukul 17.00 WIB.
"Operasi kandung kemih dengan dokter urologi, lanjut orthopedi buat pemasangan plat tulang pinggul, tulang kemaluan dan tulang duduk," ungkap Endi saat dihubungi Tribunnews, Rabu (19/2/2020) malam.

Baca: VIRAL Anak Kecil Berhijab Bawa Karung Kumpulkan Botol Bekas di Padang, Begini Kondisinya Sekarang
Endi pun mengungkapkan kondisi psikis sang istri.
"Tadi siang (Rabu siang) masih nangis, pas tidur masih sempet kaget," ungkapnya.
Endi menyebut Silvi mengalami ketakutan.
"Dia ketakutan besok (hari ini, red) operasi besar, makanya saya dan keluarga besar menguatkan istri untuk besok tindakan operasi," ujar Endi.
Diketahui, Endi dan Silvi tertimpa pohon saat berhenti di lampu merah yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta Rabu (5/2/2020) silam.
Silvi yang tengah hamil tua pun mengalami keguguran.
Baca: 9 Bulan Sembunyikan Kehamilan, Wanita 19 Tahun di Karanganyar Lahirkan Bayinya Sendirian di Kos
Bayi yang dikandungnya tak bisa diselamatkan.
Sementara Silvi mengalami luka parah.
Silvi sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Sleman sebelum akhirnya dirujuk dan dirawat di RS JIH Yogyakarta.
Sang istri dirujuk untuk mendapat penanganan tindakan operasi.
“Istri sudah seger mukanya, cuman masih baringan nggak bisa ngapa-ngapain, mau tindakan operasi,” ungkap Endi saat kepada Tribunnews, Selasa (18/2/2020).
Ia mengungkapkan ada tiga tulang yang patah.
“Kemarin diagnosa cuma pinggul, ternyata ada tiga (yang patah), yaitu tulang pinggul, tulang duduk, dan tulang kemaluan,” ujarnya.
Baca: Pengakuan Perekam Video Viral Motor Terabas Area Tengah Kuburan: Penjaga Makam Sudah Mengingatkan
Biaya Pengobatan
Sementara itu, Endi mengungkapkan belum melunasi biaya medis sang istri di RS PKU Muhammadiyah.
“Biaya di PKU saya masih nggantung, karena dirujuk ke JIH,” ucapnya, Selasa (18/2/2020).
Namun, pihak RS PKU menyampaikan pada Endi jika sudah dihubungi pihak pemerintahan Kabupaten Sleman yang akan membantu pembayaran.
“Ada juga jaminan Rp 5 juta dari relawan, sisanya katanya mau dibayar dinas, tapi sampai kemarin (Senin) masih belum ada yang melunasi,” ungkapnya.
Endi mengaku Wakil Bupati Sleman dan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman telah menjenguk istrinya.
“Wakil Bupati dan BPBD sempat menjenguk tapi tidak ada kelanjutan,” ungkapnya.
Dijenguk Pejabat Daerah
Endi mengungkapkan ia dan istri telah dikunjungi sejumlah pejabat daerah Pemda Sleman, Selasa (18/2/2020) pagi.
Antara lain pihak Humas Pemda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPBD Sleman.
“Disampaikan kepada saya jika pemerintah akan memberikan santunan sebesar Rp 18 juta,” ungkapnya.
“Rp 10 juta karena adanya korban jiwa, lalu yang Rp 8 juta untuk biaya perawatan istri,” imbuhnya.
Akan tetapi bantuan senilai Rp 18 juta tersebut tidak serta merta ia terima.
Baca: Viral Kisah Kakek Terinfeksi Virus Corona di China, Baru Dapat Kasur 3 Jam Sebelum Meninggal Dunia
“Mereka minta KTP dan KK saya sebagai syarat pencairan dana, namun saya masih rembugan terlebih dahulu dengan pihak keluarga dan penasehat hukum," ungkapnya.
Ia mengaku nominal dana yang diberikan pemerintah daerah Sleman tidak mampu untuk menutup kebutuhannya.
“Jujur kalau dinilai segitu saya merasa tidak cukup, untuk biaya di PKU saja nggak nutup, belum lagi setelah nanti dioperasi, biaya Rp 16-20 juta, belum lagi pemasangan plat, recovery istri saya,” ungkapnya.
Atas kondisi yang dialami, istri Endi sudah tidak bisa lagi melahirkan secara normal.
“Juga nanti istri saya harus cesar, kan mahal,” ungkapnya.
Endi mengaku kecewa terhadap Pemkab Sleman karena menganggap kejadian tersebut sebagai bencana, bukan kelalaian.
“Sudah saya sampaikan ke pihak pemerintah, BPBD bilang 'sabar ya mas, kami terbentur peraturan yang ada',” ujarnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)