Virus Corona
Pemerintah Kaji Subsidi untuk Hotel dan Penerbangan di Wilayah yang Pariwisatanya Anjlok
Insentif terutama untuk maskapai penerbangan domestik dan hotel di daerah yang mengalami penurunan jumlah wisatawan secara signifikan.
TRIBUNNEWS .COM, JAKARTA - Pemerintah sedang mengkaji insentif di sektor pariwisata yang mengalami penurunan akibat wabah virus Corona.
Insentif terutama untuk maskapai penerbangan domestik dan hotel di daerah yang mengalami penurunan jumlah wisatawan secara signifikan.
"Apakah bisa dikaji insentif subsidi kepada penerbangan terutama domestik, turis lokal dalam rangka meningkatkan belanja dari masyarakat untuk menopang sektor pariwisata," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).
Baca: Polisi Ditanya Wartawan, Lucinta Luna Ditahan di Sel Perempuan atau Laki-laki ? Begini Jawabannya
Baca: Ali Mochtar Ngabalin: Kalau ISIS Menang, Apakah Mereka Tetap Minta Pulang ke Indonesia?
Insentif tersebut sekaligus merupakan bagian dari langkah presiden yang memerintahkan kementerian dan lembaga mempercepat penyerapan belanja anggaran di awal tahun 2020.
"Ini semua belanja yang bisa dipercepat dalam rangka untuk mendorong, yang kita akan kaji pertama apakah bisa buat kegiatan di pusat turis yang alami penurunan cukup besar karena corona virus ini, jadi lebih ke alokasi," katanya.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji konsep insentif diskon yang akan diberikan bagi penerbangan domestik dengan tujuan Bali, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara yang anjlok akibat wabah virus Corona.
"Ya baru konsep ya. Belum ada satu keputusan," kata Menhub usai Rapat Kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, (11/2/2020).
Konsep yang paling memungkinkan untuk diterapkan kata Budi yakni pemberian voucher. Pasalnya melalui voucher, insentif langsung terasa oleh pengguna atau wisatawan.
"Paling simple kasih voucher," katanya.
Menurutnya pemerintah tidak memberikan insentif melalui harga avtur pesawat karena efeknya tidak akan langsung.
Insentif harga avtur hanya akan memperbaiki kinerja perusahaan saja. Begitu juga dengan penghapusan pajak hotel di tiga tempat tersebut. Hal itu menurut Budi tidak akan langsung dapat menggenjot wisatawan.
"Jadi ini yang dibutuhkan insentif ini, direct yang membuat orang itu ambil keputusan terus langsung ke sana. Kalau pajak cuma memperbaiki kinerja perusahaan atau korporasi itu. Yang dibutuhin itu yang langsung membuat orang langsung ke sana," katanya.
Budi mengatakan bahwa insentif yang akan diberikan nanti hanya untuk wilayah Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, dan Bali. Karena ketiga wilayah tersebut yang kondisi pariwisatanya anjlok karena wabah virus Corona.
"Tiga daerah itu turis China paling banyak," katanya.
Di luar insentif yang masih dikaji, pihaknya menurut Budi telah meminta kepada maskapai agar memberikan harga khusus kepada penumpang tujuan tiga wilayah tersebut.
"Saya sudah ngomong kepada penerbangan itu untuk ketiga tempat yang paling terdampak itu Bali, Bintan, Batam, sama ke Sulut. Tiga itu sudah ngomong kasih harga khusus, kasih program khusus di sana," pungkasnya.