Jokowi Minta Harga Gas Industri Diturunkan, Moeldoko Ajak Ahok Kolaborasi Berantas Mafia Gas
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1/2020, bertemu dengan Moeldoko.
Ia mengaku sudah mempunyai strategi untuk mengatasi permasalahan harga gas ini.
Sebab, menurut Ahok, dari direksi Pertamina sampai Presiden Jokowi sudah mengetahui adanya mafia gas tersebut.
"Kita sudah ada rumusnya, nanti tanya sama direksi. Kita semua, presiden sudah tau semua, pak Moeldoko juga sudah tahu (ada mafia gas)," ungkap Ahok.
Mengutip Kompas.com, Ahok enggan mengungkapkan langkah apa yang akan dilakukan terhadap mafia gas.
"Enggak tahu, urusan Jenderal bintang 4," kata Ahok.
Diketahui, Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.
Dalam Perpres tersebut, pemerintah menetapkan harga gas industri sebesar 6 dolar AS per million british thermal unit (mmbtu).
Sementara, saat ini harga gas masih di kisaran 9 dolar AS sampai 12 dolar AS per mmbtu.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalan atas tingginya harga gas industri.
Jokowi bahkan menyatakan, ia ingin berkata kasar karena kesal dengan mahalnya harga gas.
Awalnya, Jokowi menyebut, tingginya harga gas ini membuat produk-produk Indonesia kalah bersaing dari produk luar.
"Harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia."
"Kita kalah terus produk-produk kita gara-gara harga gas yang mahal," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Jokowi menyebutkan, ada enam sektor industri yang menggunakan 80 persen volume gas Indonesia, yaitu industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, dan industri gelas.
Artinya, ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, itu akan berpengaruh pada harga jual produk.
"Karena itu, saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, dikalkulasi agar lebih kompetitif," kata Jokowi.
Jokowi menyebut, dirinya curiga ada pemain gas yang bermain sehingga membuat harga mahal.
"Pilihannya kan hanya dua, melindungi industri atau melindungi pemain gas," jelas Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Seno Tri Sulistiyono) (Kompas.com/Ihsanuddin)