Sulawesi Selatan Siaga, 7 Wilayah Waspada, BNPB Umumkan Potensi Daerah Terdampak Banjir Besok Senin
BNPB umumkan potensi daerah terdampak banjir besok Senin 13 Januari 2020, Sulawesi Selatan siaga, 7 wilayah waspada
TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak banjir melanda besok Senin, 13 Januari 2020.
Total delapan wilayah akan dilanda hujan lebat.
Maka dari itu, wilayah-wilayah tersebut berpotensi terdampak banjir.
Bahkan, satu wilayah digolongkan BNPB berstatus Siaga Banjir, yakni Sulawesi Selatan.

Hal itu berdasarkan keterangan rilis dalam laman resmi BNPB seperti yang dikutip Tribunnews.com pada Minggu (12/1/2020).
Dari perkiraan BMKG untuk beberapa wilayah di Indonesia akan berpotensi banjir akibat intensitas hujan yang lebat.
Diperkirakan wilayah Jabodetabek dan sekitarnya serta wilayah lainnya akan mengalami hujan lebat dan berpotensi banjir pada 12-18 Januari 2020.
Berdasarkan Peta Prakiraan Berbasis Dampak Hujan Lebat di Indonesia berlaku 12 Januari 2020 pukul 07.00 wib s/d 13 Januari 2019 pukul 07.00.
Potensi wilayah terdapat banjir antara lain:
1. Sumatera Barat (waspada)
2. Jambi dan Bengkulu (Waspada)
2. Sumatera Selatan (waspada)
3. Banten (waspada)
4. Jawa Timur (waspada)
5. Sulawesi Selatan (siaga)
6. Sulawesi Tengah (Waspada)
7. Maluku(waspada)
8. Papua Barat dan Papua(waspada)
Potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia hingga mencapai lebih dari 2.5 meter dapat terjadi di beberapa wilayah perairan sebagai berikut untuk sepekan ke depan:
- Perairan selatan Jawa Tengah hingga P.Sumba
- Laut Sawu
- Perairan selatan P.Sawu - P.Rote
- Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT
- Laut Natuna Utara
Cuaca Jabodetabek
Tgl 12 - 14 Januari 2020
Kondisi hujan berada pada kisaran intensitas ringan terutama di wilayah Bogor, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Tangerang terutama pada siang dan malam hari.
Tgl 15 - 18 Januari 2020
Diidentifikasi terjadi peningkatan potensi hujan di periode ini dengan variasi intensitas hujan ringan hingga lebat terutama pada dini hari menjelang pagi, terutama di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Tangerang, dan sebagian Bogor.
Kondisi hujan signifikan dapat terjadi kembali pada sore menjelang malam dan dini hari.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.
Selain itu, kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar selalu waspada.
Prosedur pengajuan dana stimulan rumah rusak
Ribuan warga korban bencana banjir di wilayah Jakarta, Kabupaten Bogor, Lebak Banten dan sekitarnya masih berada di pengungsian.
Hingga kini memasuki hari ke-12 penanganan banjir, tercatat 814 pengungsi di DKI Jakarta, sementara 21.742 pengungsi dari Kabupaten Bogor, dan 5.106 pengungsi dari Kabupaten Lebak, Banten.
Demikian berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seperti dikutip Tribunnews.com dari laman resminya.
BNPB dan pemerintah daerah setempat bekerja sama untuk melakukan pekerjaan darurat.
Mulai dari pembersihan jalan, rumah, lingkungan, pemenuhan kebutuhan pengungsi dan lainnya.

BNPB bisa dampingi inventarisasi kerusakan rumah
Dalam hal inventarisasi kerusakan rumah, kewenangan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan membentuk Tim Inventarisasi lintas sektor.
BNPB bisa diminta untuk mendampingi.
Terkait prosesnya, tim akan melakukan survey terhadap kerusakan rumah warga dan mengklasifikasikannya ke dalam tiga jenis kerusakan yakni; Rusak Berat (RB), Rusak Sedang (RS) dan Rusak Ringan (RR) dengan dilengkapi dengan nama dan alamat pemilik rumah.
Selanjut Bupati/Walikota membuat Surat Keputusan (SK) yang berisi daftar nama dan alamat serta klasifikasi tingkat kerusakan rumahnya.
SK ini dilampirkan dalam surat pengajuan pendanaan Dana Tunggu Hunian (DTH) dan Stimulan Rumah ke BNPB.
Dalam beberapa kesempatan Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo telah menyampaikan bahwa warga yang rumahnya rusak mendapat dana stimulan yang besarnya Rp 50 juta untuk RB, Rp 25 juta untuk RS dan Rp 10 juta untuk RR.
Prosedur dan Pengajuan DTH dan Stimulan Rumah
Masih dari laman resmi BNPB, kebijakan yang diputuskan Pemerintah adalah warga yang rumahnya rusak berat (RB) tidak ditempatkan di hunian sementara (Huntara) tapi langsung dibangunkan Hunian Tetap (Huntap).
Selama menunggu proses pembangunan huntap selesai, warga menerima Dana Tunggu Hunian (DTH) sebesar Rp 500 ribu per keluarga.
Anggaran yang digunakan untuk DTH dan Stimulan Rumah adalah Dana Siap Pakai (DSP) sehingga salah satu syarat pengajuan yang harus ada adalah Surat Keputusan Tanggap Darurat yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota.
Selanjutnya Bupati/Walikota mengajukan permohonan pengajuan DTP dan Stimulan Rumah ke BNPB dengan lampiran SK nama, alamat dan tingkat kerusakan rumah; dan SK Tanggap Darurat, serta kelengkapan lainnya.
BNPB setelah menerima surat permohon tersebut maka akan meneliti dan memverifikasi dokumen pengajuan serta melakukan pengecekan lapangan.
Hasil verifikasi kemudian diajukan ke Kepala BNPB untuk mendapat persetujuan.
Pencairan bantuan setelah syarat admininistrasi dipenuhi BPBD seperti nomor rekening, usulan PPK/BPP, MOU, dan lainnya.
Apabila semuanya selesai maka DTH dan Stimulan Rumah akan ditransfer ke rekening BPBD.
Setelah itu masyarakat wajib membentuk Pokmas dan membuka Rekening Bank baru kemudian BPBD dapat mentransfer dana ke rekening Pokmas sehingga warga dapat segera membangun kembali rumah dengan dibantu oleh Fasilitator pembangunan rumah.
Update banjir
Menurut data dampak banjir dan longsor di Jabodetabek dan Lebak, Banten yang diperbarui BNPB per Sabu kemarin, masih terdapat sejumlah wilayah terdampak.
Di Kabupaten Bogor ada 2 kecamatan terdiri dari 19 kelurahan atau desa yang masih terdampak.
Sementara di Jakarta Barat, terdapat 1 kecamatan berikut 1 kelurahan.
DI Kabupaten Lebak, Banten, ada 5 kecamatan dari 8 kelurahan yang terdampak.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 61 orang.
Korban meninggal terbanyak berjumlah 11 orang di Kabupaten Bogor.
Lalu 10 orang meninggal tercatat di Kabupaten Lebak, Banten.
Selanjutnya 9 orang di Kota Bekasi, 8 orang di Jakarta Timur, 6 orang di Kota Tangerang.
Masing-masing 4 orang di Kota Tangerang Selatan dan Jakarta Barat, 3 oang di Kota Depok, 2 orang di Jakarta Pusat.
Kemudan masing-masing 1 orang di Kota Bekasi, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kota Bogor.

(Tribunnews.com/Chrysnha)