Hasto Kenang Makna Persahabatan Sejati Saat Peringati 100 Hari Meninggalnya Habib Sholeh di Jember
Hasto Kristiyanto mengenang sosok Habib Sholeh Almuhdar sebagai orang yang senantiasa memperjuangkan persaudaraan dan persatuan bagi NKRI.
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri peringatan 100 hari meninggalnya Habib Sholeh Almuhdar di Desa Karangsemanding, Balung, Jember, Jawa Timur, Minggu (8/12/2019) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto Kristiyanto mengenang sosok Habib Sholeh Almuhdar sebagai orang yang senantiasa memperjuangkan persaudaraan dan persatuan bagi NKRI.
Hasto mengaku dirinya banyak belajar tentang makna persahabatan dari almarhum Habib Sholeh Almuhdar.
Baca: TKI Asal Trenggalek Meninggal di Perkebunan Sawit Malaysia, Ada Luka Sayat Sepanjang 9 Cm di Leher
Habib Sholeh menurut Hasto, merupakan sosok yang sangat garang dalam menentang paham-paham yang memecah belah bangsa.
"Habib Sholeh dibesarkan NU dan dekat dengan Almarhum Gus Dur. Beliau selalu menggelorakan semangat Islam rahmatan lil alamin, lalu meyakini bahwa Islam dan nasionalis tak bisa dipisahkan," ucap Hasto mengenang Habib Sholeh.
Hasto menceritakan, di beberapa tempat Habib Sholeh mampu membuka ruang persahabatan antara PDIP dengan banyak tokoh muslim setempat.
Baca: Politikus PDIP Sebut Gibran Harus Memulai Karir Politiknya dari Bawah Meskipun Anak Presiden
Menurutnya hal tersebut sangat penting karena Hasto sendiri menyadari PDIP kerap diserang fitnah tentang agama ketika Pilpres 2019 berlangsung.
"Malam ini kami rajut persaudaraan di tempat ini. Kami percaya apa yang beliau perjuangkan tak sia-sia, cerminan kepemimpinan Indonesia kita yaitu kekuatan besar antara umara dan ulama," kata Hasto.
Selain itu, Sekjen PDIP ini juga mengungkapkan bila Megawati Soekarnoputri sangat menghormati Habib Sholeh.
Hal itu terbukti ketika Megawati mendengar kabar meninggalnya Habib Sholeh, Ketua Umum PDIP tersebut langsung menurunkan jajaran petinggi partai untuk menyambangi kediaman sang habib di Situbondo.
"Ibu Megawati saat tahu meninggalnya beliau langsung menyuruh kami ke Situbondo. Saat mendengar kabar itu, kami sangat kehilangan. Beliau pejuang kebenaran, selalu menolong setiap orang yang datang bertemu beliau," kata Hasto.
Baca: PDIP Tegaskan Tidak Akan Usung Mantan Narapidana Korupsi dalam Pilkada 2020
Dalam acara peringatan 100 hari meninggalnya Habib Sholeh ini, hadir juga sejumlah ulama, forum koordinasi pimpinan daerah setempat dan tokoh masyarakat.
Di antaranya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen, intelektual NU Zuhairi Misrawi, dan Habib Husen Bin Muhdar Almuhdar.
Acara tersebut diselenggarakan di depan kediaman rumah kakak almarhum, yaitu Habib Ahmad bin Hasan Almuhdar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, perjuangan Habib Sholeh dalam memerangi fitnah terhadap PDIP merupakan jasa yang tidak bisa dilupakan.
Anas yang merupakan politikus PDIP ini menilai agenda tersebut sebagai bentuk perhatian yang mendalam terhadap perjuangan Habib Sholeh.
"Ketua Umum PDIP Ibu Megawati juga peduli untuk mereka yang mendarmakan diri bagi negara dan PDIP. Mudah-mudahan, kita doakan Habib Sholeh husnulkhatimah," jelas dia.
Anas menilai persahabatan antara Hasto dengan Habib Sholeh perlu dicontoh.
Sebab, persahabatan keduanya abadi meski sudah berbeda dunia.
"Saya tahu Pak Sekjen ini sibuknya luar biasa di Jakarta. Tapi untuk memberikan nilai persahabatan itu sendiri, beliau mau datang jauh-jauh ke sini," kata Anas.
Sementara itu, Habib Husen Bin Muhdar Almuhdar mengibaratkan Habib Sholeh sebagai pemadam kebakaran di tengah krisis SARA belakangan ini.
Habib Sholeh, menurut Habib Husen, tak segan-segan memerangi fitnah itu dengan langsung turun ke jalan.
"Mari kita doakan beliau. Habib Sholeh mematikan fitnah kayak pemadam kebakaran. Membawa perdamaian. Menabur kasih sayang seperti ajaran Rasulullah. Bukan kebencian," kata Habib Husen.