Jumat, 3 Oktober 2025

Christianto Wibisono: Sebuah 'Wishful Thinking' Indonesia 2024

Menurutnya, mendalami sejarah klimaks dan antiklimaks kejayaan Bung Karno merupakan pelajaraan berharga bagi elite sekitar Jokowi 2020.

Editor: Johnson Simanjuntak
Ist
Christianto Wibisono, Founder dan Chairman PT Pusat Data Bisnis Indonesia 

Soeharto, menurut CW, memakai Golkar sebagai kendaraan politik sejak Pemilu 1971 sampai Pemilu 1997, dan bercokol sebagai presiden selama 32 tahun sampai 1998. Setelah itu Golkar yang diwariskan oleh Soeharto kepada elite politik Indonesia, tidak pernah akan mengorbitkan Ketum Partai Golkar jadi Presiden RI.

"Habibie memang kader Golkar secara de jure, tapi secara de fakto Soeharto sangat benci karena mersa dikhinati oleh Brutus dan Ken Arok, yang dibesarkan oleh Soeharto, tapi menikam dari belakang pada 1998."

Presiden ke-3 Gus Dur melejit meskipun bukan ketum partai terbesar pemenang Pemilu 1999.

"Inilah benang merah riwayat suksesi elite modern Indonesia, yang lebih mirip Babad Tanah Jawi, penuh intrik sesama politisi dari satu partai apalagi dari partai berbeda."

Megawati, menurut CW, hanya bisa mengambil haknya melanjutkan sisa masa jabatan Presiden Gus Dur, dan menjadi petahana yang akan dikalahkan oleh pendatang baru, bekas bawahan dengan partai “gurem” yang melejit jadi partai penguasa merangkul elite Golkar satu satunya Wapres yang terpilih dua kali tidak berturut-turut.

"Jusuf Kalla adalah contoh uniuk politisi berjiwa Lazarus, bisa kalah tersingkir dari jabatan Wapres ke-10 tapi kembali jadi Wapres ke-12. SBY berutung mempertahankan dua periode meski sekarang sangat kehilangan peluang untuk mengorbitkan dinasti putranya ke rute kepresidenan 2024."

Melihat kapada zig-zag sejarah kepresidenan RI, maka 2024 merupakan suatu pertarungan free for all yang sulit ditebak.

"Mungkinkah muncul Presiden ke-8 yang di luar elite yang berorbit sekarang. Adakah peluang munculnya Jokowi versi 2024 seperti waktu Jokowi 2014?" tanya CW lebih lanjut.

Tampaknya dari inventaris politisi yang malang "melintang dalam orbit ring 1 nasional maupun gubernur populer, masih sulit menjatuhkan pilihan pada satu nama, seperti waktu 2012 orang sudah menggunjingkan munculnya Jokowi yang baru menang di Pilgub DKI 2012.

"Salah satu terobosan yang bisa mewakili wishful thinking imajiner, adalah bila AHY dan Grace Natalie mengumumkan merger Partai Demokrat dan PSI menjadi Partai Solidaritas Demokrat Indonesia (PSDI), melakukan suatu rekonsilias nasional berdamai dengan masa lalu. Menyatakan penyesalan dan minta maaf kepada seluruh korban pelanggaran HAM sejak1945, 1965 sampai 1998 dan berjanji tidak akan terulangnya pelangggaran HAM berat semacam itu terjadi lagi di bumi Indonesia."

Pemilihan capres akan dilakukan tetap secara langsung, dan PSDI akan melakukan Konvensi terbuka bagi para capres untuk bersaing secara kesatria, jujur, terbuka dengan pasangan AHY-Grace Natalie dalam Pemilu 2024. Konvensi Partai Solidaritas Indonesia terbuka untuk elite yang diseleksi oleh Panitia Konvensi Capres PSDI. Persyaratan capres-cawapres adalah kriteria kinerja meritokratis global, ungkap CW lebih lanjut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved