Munas Partai Golkar
Munas Partai Golkar, Airlangga Hartarto Diklaim Kantongi 91% Dukungan Pemilik Hak Suara
Airlangga Hartarto disebut telah mendapatkan dukungan sebanyak 91 persen dari pemilik hak suara pada Munas Partai Golkar.
TRIBUNNEWS.COM - Airlangga Hartarto disebut telah mendapatkan dukungan sebanyak 91 persen dari pemilik hak suara pada Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan dibuka hari ini, Selasa (3/12/2019).
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus, melansir Kompas.com.
Lodewijk mengungkapkan, dukungan tersebut adalah hasil pertemuan Airlangga di empat daerah.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Karawang (Jawa Barat), Padang (Sumatera Barat), Yogyakarta, dan Bali.
Diungkapkannya, pertemuan itu melibatkan 514 pemilik hak suara.
Mereka berasal dari ketua DPD provinsi, kota, dan kabupaten.
Baca: Pengurus DPP Partai Golkar Harus Mundur Dulu Sebelum Maju Jadi Calon Ketua Umum
Baca: Airlangga Hartarto Kritik Bamsoet: Sekarang Saja Dirangkul, Digebukin
"Dari perjalanan itu bisa disimpulkan terkumpul 514 dari 559 hak suara," ujar Lodewijk di Solitaire Hotel, Tangerang, Senin (2/12/2019) malam.

Pertemuan Airlangga
Saat berada di Karawang, Airlangga dikabarkan bertemu dengan ketua DPD provinsi dan seluruh ketua DPD tingkat kota/kabupaten se-Jawa Barat.
Selanjutnya ketika pertemuan digelar di Yogyakarta, dirinya bertemu dengan ketua DPD provinsi dan kabupaten/kota se-Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Kalimantan.
Lalu, safari politik Airlangga ke Padang bertemu ketua DPD provinsi dan kabupaten/kota se-Sumatera.
Yang terakhir, Airlangga menyelenggarakan pertemuan dengan ketua DPD provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia timur.
Sementara itu pemilik hak suara pada Munas Golkar meliputi 514 kabupaten/kota, 34 DPD tingkat provinsi, 10 ormas, dan satu DPP.
Didukung Senior
Para tokoh senior Golkar disebut Lodewijk juga memberikan dukungan terhadap Airlangga.
"Sebagai calon, beliau tentunya punya dukungan dari senior-senipr Golkar di antaranya Aburizal Bakrie, ada Akbar Tandjung, ada Pak Agung Laksono, Pak Luhut dan Pak Jusuf Kalla."
"Itu senior partai Golkar yang kebetulan simpati dan mendukung pak Airlangga sebagai calon ketum," ungkap Lodewijk.
Diketahui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendaftar sebagai bakal caketum Partai Golkar di Aula DPP Partai Golkar Jalan Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat, Senin (2/12/2019).
Baca: Daftar Jadi Pimpinan Golkar, Bambang Soesatyo Mengaku Ingin Tiru Akbar Tandjung dan Ical

"Jadi dokumen sudah saya siapkan lengkap asli, G 30S PKI ada, narkoba ada, kemudian kepolisian SKCK, karena kita pengalaman jadi anggota DPR berkali-kali dan ijazah lengkap, asli," kata Airlangga.
Ia mengatakan, pendaftaran itu adalah proses awal pemilihan ketua umum.
Menurutnya, pemilihan ketua umum Partai Golkar sangat transparan, demokrasi, dan terbuka.
Pendapat Akbar Tandjung
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung tidak bersedia menyebut caketum yang ia dukung di Munas.
Dikutip dari Kompas.com, Akbar hanya menyebut sosok yang ia dukung adalah sosok yang mampu meningkatkan elektabilitas Partai Golkar.
Ia juga menyebut akan mendukung sosok yang dapat memberikan kebaruan dalam memimpin.
"Saya itu mempunyai dasar, mempunyai alasan. Dasarnya saya akan memberikan dukungan kepada calon yang saya yakini akan memberikan, menghasilkan kepemimpinan baru dan mampu meningkatkan perolehan suara Golkar," ujar Akbar ketika menghadiri pertemuan internal Golkar di Solitaire Hotel, Kabupaten Tangerang, Senin (2/12/2019) malam.

Tantangan Golkar
Akbar mengungkapkan, tantangan Golkar di masa yang akan datang adalah Pilkada serentak 2020 dan Pemilu 2024.
Akbar berharap, Munas Golkar diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang menjadi pedoman untuk menghadapi tantangan tersebut.
"Hasil Munas Golkar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi agenda-agenda ke depannya. Puncaknya Pemilu 2024 dan tahun 2020 juga kan kita akan menghadapi pilkada," ujar Akbar.
Akbar menyebut akan menyerahkan kepada hasil Munas terkait siapa yang akan terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Kami percayakan pada ketua umum terpilih yang mengemban tugas. Siapa itu? Ya kita serahkan saja kepada putusan Munas Golkar sesuai dengan aturan, mekanisme, AD/ART Partai Golkar," lanjut dia.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)