Jokowi Protes Diskriminasi Kelapa Sawit oleh Uni Eropa-ASEAN
Jokowi menerima delegasi Konsil Bisnis Uni Eropa-ASEAN, menurutnya kelapa sawit Indonesia terus menerima diskriminasi dari perusahaan Eropa.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melayangkan protes kepada Uni Eropa-ASEAN (EU-ABC) atas diskriminasi kelapa sawit Indonesia saat menerima delegasi Konsil Bisnis Uni Eropa-ASEAN (EU-ABC) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (28/11/2019).
Jokowi meyakinkan delegasi Uni Eropa bahwa bermitra dengan ASEAN adalah kemitraan yang bermanfaat mengingat bisnis dari Uni Eropa bukanlah hal yang asing bagi negara-negara ASEAN.
"Saya berharap bahwa bisnis dari negara-negara Barat juga memiliki pandangan yang sama termasuk dari UE," ujarnya, dilansir dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (28/11/2019).
Presiden Jokowi juga menjelaskan, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Uni Eropa.
Baca: Jokowi "Ngotot" Angka Stunting Harus Turun 14 persen
Kedua entitas, menurut Jokowi, dalam banyak masalah global memiliki posisi bersama , seperti prinsip internasional dan saling menghormati hukum.
"Namun saya harus mengakui di sisi ekonomi yang kita mengalami batu sandungan, kelapa sawit Indonesia terus menerima diskriminasi dalam hal kebijakan maupun dari perusahaan-perusahaan Eropa," ungkapnya.
Menurutnya, semua data dan informasi tidak mendapat perhatian dari Uni Eropa yang disampaikan oleh Indonesia dan produsen minyak sawit lainnya.
Jokowi pun menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dengan diskriminasi ini.
"Negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-UE akan berlanjut. Minyak kelapa sawit tentu akan menjadi bagian darinya," tegasnya.
Baca: Jokowi: Kalau Setiap Hari Keluarkan Grasi Silakan Dikomentari
Lanjut, Jokowi mengatakan ASEAN dan Uni Eropa memiliki kesempatan untuk membentuk kelompok kerja minyak sawit yang hebat.
Harapan Jokowi terkait kelompok kerja ini dapat berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kelapa sawit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya kepada media selepas pertemuan menjelaskan, pasar Indonesia untuk biodiesel di Eropa mencapai USD650 juta.
Sementara nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai USD31 miliar.
"Jadi tadi disampaikan jangan sampai gangguan USD650 juta itu mengganggu bilateral Indonesia dengan EU, multilateralism agreement ini," ujar Airlangga.
Baca: Penasaran, Jokowi Ingin Cek Pengesahan PT yang Hanya 7 Menit
Delegasi EU-ABC yang berjumlah 39 orang dipimpin oleh Donald Kanak dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi sempat menyinggung hasil kunjungan kerjanya ke Korea Selatan baru-baru ini, di mana ada harapan tinggi bagi Korea Selatan untuk memperkuat kemitraan dengan ASEAN.
Hal tersebut dikarenakan ekonomi ASEAN berada dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi global.
"Ibu Kristalina, Direktur Pelaksana IMF, mengatakan bahwa ASEAN adalah titik terang dalam perekonomian dunia. Pada saat ini ketika negara-negara maju memiliki masyarakat yang menua, ASEAN menikmati dividen demografi. Saat ini, ketika beberapa negara maju memilih proteksionisme, ASEAN terus membuka ekonominya," jelas Jokowi.
Baca: Jabatan Wakil Menteri Digugat ke MK, Jokowi: Silahkan,Tidak Masalah
Menurut Jokowi, ekonomi ASEAN akan terus tumbuh selama ekosistem perdamaian terpelihara, seperti yang terjadi selama 52 tahun terakhir ini.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)