Tak Ada Masalah Pribadi, Fadli Zon Sebut Ahok Orang Bermasalah
Fadli Zon mengaku tak punya masalah pribadi dengan Ahok. Tetapi, menurut Fadli, Ahok mempunyai masalah di masa lalu yang belum selesai hingga kini.
TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI, Fadli Zon mempersoalkan jabatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Fadli mengaku tak punya masalah pribadi dengan Ahok.
Tetapi, menurut Fadli, Ahok mempunyai masalah di masa lalu yang belum selesai hingga kini terkait RS Sumber Waras.
"Kalau seperti Pak Jonan atau Pak Rudiantara itu wajar mereka orang-orang profesional. Kalau kepada saudara Ahok, saya tidak ada masalah pribadi tetapi dia orang yang bermasalah," ujarnya, dilansir YouTube KompasTV, Selasa (26/11/2019).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengungkapkan seharusnya BUMN sebagai perusahaan yang profitable.
Baca: Di ILC, Karni Ilyas Singgung Pengalaman Migas Ahok: Saya Pernah Jadi Komisaris, tapi 3 Bulan Mundur
"Banyak kok state owned enterprise BUMN di negara-nagara lain yang bagus kinerjanya, efisien dan hanya di kita aja rugi-rugi terus," ungkapnya.
Fadli memberikan contoh Ahok masih miliki kaitan masalah dugaan korupsi dalam pembelian lahan untuk RS Sumber Waras.
"Urusan sumber waras aja belum beres," tandasnya.
Menurut Fadli, kasus itu masih timbulkan tanya dari masyarakat terhadap Ahok.
Baca: Pengamat Sebut Terbuka Peluang Ahok Jadi Direktur Utama Pertamina
"Orang yang menimbulkan kegaduhan beberapa waktu lalu, masih ada PR kah terkait Sumber Waras dan lain-lain itu yang menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat," jelasnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun mengungkap proses panjang dalam menyeleksi Ahok.
"Dalam proses itu prosesnya panjang, kita lihat berbagai faktor," ujarnya, dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Senin (25/11/2019).
Pramono Anung menyampaikan proses rekrutmen seseorang menjadi Direksi terutama Direktur Utama maupun Komisaris Utama di BUMN melalui Tim Penilai Akhir tim (TPA).
Dalam hal ini, Pramono menyebut Ahok akan mengawasi sejumlah masalah sehingga ia juga menyebut Pertamina harus berubah.
Baca: Marwan Batubara Imbau Ahok Mundur dari Pertamina, Arya Sinulingga: Anda Berhalusinasi?
"Kenapa kemudian diputuskan pak Ahok menjadi Komisaris Utama di Pertamina karena memang kita menyadari bahwa persoalan bangsa ini salah satunya mengenai current account deficit,"
"Dan current account deficit itu yang memberi kontribusi cukup besar adalah Pertamina dan PLN," imbuhnya.
Pramono menekankan penugasan Ahok paling utama di Pertamina yakni hal-hal yang berkaitan hal-hal tersebut di atas dengan memberikan pengawasan.
"Untuk memberikan pengawasan jangan sampai Pertamina tidak mau berubah, masih berkeinginan masih impor minyak padahal kita sudah punya substitusinya di antaranya adalah CPO baik B20, B30 yang akan dikembangkan menjadi B50," pungkasnya.
Baca: Mampukah Ahok Memberantas Mafia Migas? Said Didu: Saya Yakin Enggak
Lanjut, Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai oleh Presiden Jokowi, Pramono Anung sebagai sekretaris, dan Erick Thohir sebagai menteri terkait.
Ahok sebagai Komut Pertamina diharapkan mampu menurunkan impor minyak, membangun kilang-kilang minyak, dalam rangka menyehatkan defisit neraca dagang.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)