Sabtu, 4 Oktober 2025

Staf Khusus Jokowi

Juru Bicara PKS Nilai Pengangkatan Staf Khusus Presiden Membuat Kabinet Jokowi Semakin 'Tambun'

Juru Bicara PKS menilai penunjukan staf khusus presiden bertentangan dengan niat pemerintahan Jokowi yang menginginkan postur birokrasi yang ramping.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengumumkan tujuh staf khusus presiden yang berasal dari kalangan milenial, Kamis (21/11/2019).

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menilai penunjukan staf khusus presiden dari kalangan milenial itu justru membuat kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin tambun.

Menurutnya, hal itu bertentangan dengan niat pemerintahan Jokowi yang menginginkan postur birokrasi lebih ramping.

Sementara itu, Muhammad Kholid juga memandang peran staf khusus presiden kurang signifikan jika hanya memberi saran.

Hal tersebut Muhammad Kholid sampaikan dalam dialog mingguan Polemik Trijaya, yang kemudian diunggah di kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (23/11/2019).

"Tambun sekali. Katanya membantu tugas presiden, semuanya juga membantu tugas presiden.

Membantu berkomunikasi dengan birokrasi, semuanya juga demikian," ujar Muhammad Kholid, seperti yang diberitakan Kompas TV.

Baca: Kesal Dibandingkan dengan Putri Tanjung Usia 23Tahun Jadi Staf Khusus, Jerome Polin: Tahu Kakek KFC?

Pihaknya menilai, semakin banyak yang membantu tugas presiden maka akan semakin banyak pula yang memberi masukan pada presiden.

"Nanti terlalu banyak yang membantu, terlalu banyak yang memberi masukan, apa Bapak Presiden nggak makin bingung?" ujarnya.

Melihat hal itu, Muhammad Kholid berharap penunjukan staf khusus presiden dari kalangan milenial bukan merupakan politik akomodasi ataupun pencitraan. 

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019)
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019) (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

"Saya berharap ini bukan hanya politik akomodasi, politik pencitraan, gimik, dan sebagainya," kata Muhammad Kholid.

Ia pun mengajak masyarakat menilai apakah Presiden Jokowi bersama pemerintahan yang baru ini akan pro dengan milenial.

"Nanti kita akan melihat apakah Bapak Presiden dan pemerintahan yang baru ini pro terhadap milenial," ujarnya.

Baca: Tanggapan Gerindra Soal Gaji Staf Khusus Presiden yang Capai Rp 51 Juta

Staf Khusus Presiden dari Kalangan Milenial Dinilai Sebagai Politik Simbol

Sementara itu, Ketua DPP PKS Pipin Sopian menilai pengenalan staf khusus presiden yang dilakukan langsung oleh presiden merupakan budaya baru.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam yang kemudian diunggah di kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (23/11/2019).

Ia menyebutkan, sebelumnya presiden hanya mengumumkan secara langsung jajaran menteri dan para pejabat negara lainnya.

Pipin pun menilai hal tersebut merupakan sebuah politik simbol yang dilakukan Presiden Jokowi.

"Saya kira ini bagian dari politik gimik atau politik simbol yang diperlihatkan oleh Pak Jokowi," ujar Pipin.

Pipin pun kemudian menghubungkan pengangkatan staf khusus presiden dengan proyek SMK yang pernah diperkenalkan Jokowi.

Baca: Disemprot Gibran Pasca Curigai Sosok Hitam di Belakang Jokowi, Veronica Koman: Tak Pernah Nonton TV

"Saya kira nanti hampir sama seperti proyek SMK, ini juga bagian dari politik yang ingin memperlihatkan bahwa milenial diberikan kesempatan," ungkap Pipin.

Politikus PKS, Pipin Sopian
Politikus PKS, Pipin Sopian (Tribunnews.com/ Reza Deni)

Namun demikian, secara pribadi, Pipin mengaku mengapresiasi pengangkatan staf khusus presiden dari kalangan milenial tersebut.

"Bagi saya secara pribadi dari generasi PKS Muda tentu mengapresiasi ini, jadi anak muda diberikan kesempatan," ujar Pipin.

Kendati demikian, Pipin mengaku khawatir jika penunjukan staf khusus milenial tersebut hanya untuk menunjukkan pemerintah mau melibatkan peran anak muda di pemerintahan.

"Kami khawatir bahwa ini, yang tadi kami sampaikan sebagai politik simbol, hanya 'ini ada anak muda di pemerintahan'," ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengaku khawatir apabila para anak muda tersebut tidak diberi ruang yang signifikan pada pemerintahan.

"Ini sebetulnya antisipasi, ketika politik simbol hanya menunjukan milenial kepada publik kemudian ke depan proposalnya tidak dibaca atau dieksekusi," jelas Pipin.

PPP Menilai Penunjukan Staf Khusus Presiden dari Kalangan Milenial Sebagai Langkah Berani

Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebagai partai koalisi pemerintah, memiliki tanggapan yang berbeda.

Wakil Sekjen PPP Ahmadi Baidowi menilai keputusan Jokowi memilih staf khususnya dari kalangan milenial sebagai langkah berani.

Baca: PKS Minta Anies Baswedan Terlibat Pemilihan Nama Wagub DKI

Seperti yang dilansir dari Kompas TV, Ahmad juga menyampaikan, masuknya milenial dalam jajaran staf khusus presiden mendapat respon postif dari partai politik koalisi pemerintah.

"Kepercayaan Pak Jokowi kepada kalangan milenial untuk membantu beliau itu sebuah langkah berani dan merupakan kesempatan langka," ujarnya, seperti yang diberitakan Kompas TV.

Ia menambahkan, penunjukan staf khusus presiden dari kalangan milenial juga akan menjadi tantangan bagi mereka untuk membuktikan diri.

"Tentu saja ini tantangan bagi anak-anak muda untuk membuktikan diri bahwa mereka dipilih tidak hanya sekadar muda tetapi juga memiliki kemampuan dan kapasitas," lanjutnya.

Menurutnya, saat ini para staf khusus presiden dari kalangan milenial perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan kinerjanya di pemerintahan.

"Kita berikan kesempatan teman-teman dari kalangan muda, kita lihat kerjanya selama paling tidak setahun kedepan," tutur Ahmad Baidowi.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved