Satu Bulan Pemerintahan Jokowi, Fadli Zon: Rencana Pemindahan Ibu Kota Kontroversial
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai rencana pemindahan ibu kota negara adalah salah satu keputusan kontroversial presiden.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menilai rencana pemindahan ibu kota negara adalah salah satu keputusan kontroversial yang diambil Presiden Jokowi.
Fadli Zon memandang dengan keadaaan bangsa saat ini, pemindahan ibu kota kurang tepat.
Hal tersebut diungkapkan Fadli Zon dalam program Mata Najwa Trans 7, Rabu (20/11/2019) malam.
Melansir video yang diunggah kanal Najwa Shihab, Fadli Zon sebelumnya mengungkapkan beberapa kebijakan kontroversial yang diputuskan pemerintahan Presiden Jokowi.

Selain rencana pemindahan ibu kota, kebijakan kontroversi Jokowi menurutnya ialah eksploitasi isu radikalisme dan kenaikan iuran BPJS.
Terkait rencana pemindahan ibu kota, Fadli Zon menilai target pemindahan ibu kota kurang masuk akal.
Baca: Tunjuk-tunjuk Fadli Zon karena Geram Debat Kebebasan Sipil Menurun, Jubir Presiden Anda Berlebihan
Baca: Komentari Kepemimpinan Jokowi, Fahri Hamzah juga Kritik Erick Thohir: BUMN Jangan Berbau Politik
Diketahui sebelumnya, ibu kota negara direncanakan akan berpindah dari Jakarta ke wilayah Kalimantan Timur pada 2024 mendatang.
"Rencana pemindahan ibu kota, dengan berbagai macam situasi yang ada, kelemahan-kelemahan keuangan, apalagi target yang ditetapkan Pak Jokowi sampai tahun 2024," ungkapnya.
Fadli Zon menilai akan masuk akal jika pemindahan ibu kota direncanakan dalam waktu 15 tahun.
"Kalau targetnya 15 tahun saya kira masuk akal. Kalau 2024 saya kira agak berat," ucapnya.
Mulai Dibangun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan tahun 2020 konstruksi pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur dimulai.
Melansir Kompas.com, hal itu juga disampaikan Luhut seusai rapat pemindahan ibu kota negara, Jumat (15/11/2019) lalu.

"Kami berharap tahun depan (konstruksi ibu kota negara baru) sudah mulai. Akhir tahun depan atau awal 2021," kata Luhut.
Rapat tersebut disepakati perencanaan matang harus selesai dalam satu tahun.
Sementara itu pembangunan ibu kota negara baru cukup dilaksanakan selama tiga tahun.
"Kami sepakat perencanaan harus selesai setahun semua dengan matang sehingga pembangunan tiga tahun itu kan cukup," ungkapnya.
Tol Pertama di Kalimantan
Proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda hampir selesai.
Jalan tol tersebut siap difungsikan saat Natal 2019 dan tahun baru 2020.
Hal tersebut diungkapkan PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga, menjadi pengelola jalan tol ini.

Dikutip dari Kompas.com, PT JBS berupaya melakukan percepatan guna mencapai target yang telah ditentukan.
“Kami optimistis Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dapat beroperasi fungsional pada libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020," ujar Dirut PT JBS STH Saragi dalam keterangan tertulis Jumat (15/11/2019).
Rampungnya pembangunan tol ini diharapkan mampu mendasari pembangunan wilayah Ibu Kota baru.
Melansir Kompas.com, hingga 8 November 2019, pembebasan lahan menyentuh angka 99,54 persen.
Sementara itu pengerjaan konstruksi telah mencapai 97,56 persen.
Nantinya, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara direncanakan menjadi ibu kota Indonesia.
Baca: Adu Gaya Fahri Hamzah Vs Fadli Zon Latihan Tinju, Siapa yang Siap Ditantang Sparring Bareng Jokowi?
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda memiliki total panjang 99,35 kiloneter.
Jalan tol ini terdiri atas 5 seksi, yaitu :
- Seksi I ruas Balikpapan (Km 13)-Samboja (22,025 Km).
- Seksi II ruas Samboja-Muara Jawa (30,975 Km).
- Seksi III ruas Muara Jawa-Palaran (17,300 Km).
- Seksi IV Palaran-Samarinda (17,550 Km).
- Seksi V Balikpapan (Km 13)-Sepinggan (11,500 Km).
Pembangunan Seksi I dan V didanai oleh pemerintah.
Namun pelaksanaan pembangunannya diserahkan kepada PT JBS.
Sementara Seksi II, III, dan IV pembangunannya dibiayai sekaligus dilaksanakan oleh PT JBS.
Direncanakan, jalan tol ini juga akan terhubung langsung dengan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, 11 Km dari Balikpapan.
Dengan adanya jalan tol, memangkas perjalanan Balikpapan-Samarinda yang sebelumnya mencapai 3-4 jam, menjadi hanya 1 jam.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (Kompas.com/Deti Mega Purnamasari/Hilda B Alexander)