Sabtu, 4 Oktober 2025

Penampilan Kasual Mendikbud Nadiem Makarim Saat Ikut Rapat Bersama Ma'ruf Amin di Istana Wapres

Nadiem Makarim menghadiri rapat terkait strategi pencegahan terorisme dan radikalisme di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim usai menghadiri rapat terkait strategi pencegahan terorisme dan radikalisme di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menghadiri rapat terkait strategi pencegahan terorisme dan radikalisme di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019).

Tak seperti kebanyakan menteri dan pejabat yang hadir mengenakan baju batik maupun seragam, ia hadir mengenakan baju kasual.

Nadiem mengenakan atasan seperti baju koko berwarna putih, kedua lengan bajunya dilipat sampai siku dipadu celana hitam.

Baca: Maruf Amin Panggil Nadiem Hingga Tito Karnavian Bahas Strategi Tangani Terorisme dan Radikalisme

Ia langsung bergegas menuju mobilnya sesaat setelah keluar dari ruang rapat tanpa meladeni awak media yang ingin mewawancarainya.

Nadiem Makarim keluar membawa sebuah buku catatan berwarna hitam tanpa pengawalan ketat dari ajudan.

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Diduga Terpapar Radikalisme Dari Guru Ngaji, Ini Respons Maruf Amin

Hadir dalam rapat yang sama Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, perwakilan dari Kemenko Polhukam, Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto, serta Kepala BNPT Suhardi Alius.

Bahas penanganan terorisme dan radikalisme

Wakil Presiden Maruf Amin memimpin rapat tertutup membahas strategi komprehensif menghadapi terorisme dan radikalisme di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019).

Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Agama Fachrul Razi, perwakilan Kemenko Polhukam, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, Mendagri Tito Karnavian, serta Kepala BNPT Suhardi Alius.

"Intinya adalah pak Wapres ini meminta masukan sekaligus berdiskusi mengenai pembuatan grand design, strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi khususnya terorisme," kata Tito Karnavian.

Mantan Kapolri tersebut mengatakan pemerintah akan bersinergi dalam upaya preventif dan penegakan hukum untuk menghadapi terorisme dan radikalisme.

Baca: Wapres Maruf Amin Minta Guru Ngaji Tak Ikut Sebarkan Paham Radikal ke Santri

Sebelumnya penanganan terorisme dan radikalisme berada di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).

Kini untuk mengatasi masalah tersebut berada dalam arahan Wakil Presiden Maruf Amin.

"Sehingga perlu kordinasi di bawah lintas menko, yang bisa itu mengerjakan itu pak Wapres dan pak Presiden. Pak Wapres saya kira lebih tepat, yang ditunjuk oleh pak Presiden karena pak Presiden kan banyak fokusnya, masalah ekonomi terutama, sementara masalah terorisme yang lebih banyak berhubungan dengan masalah pemahaman pak Wapres kita adalah ulama besar. Jadi kita duduk bersama, kita pertama kali di bawah kordinasi langsung pak Wapres," jelas Tito.

Baca: Nadiem Makarim Masuk Daftar TIME 100 Next 2019, Disebut Bawa Semangat Baru dalam Kabinet

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved