Bom di Mapolrestabes Medan
Berkaca dari Bom Bunuh Diri di Medan, Ini Saran DPR untuk Cegah Generasi Milenial Jadi Teroris
Perlu cara yang lebih komprehensif, konkrit dan menyasar semua kalangan, khususnya kaum milenial
Caranya?
Saya rasa sekarang ini, ada banyak instrumen yang bisa dijadikan sebagai upaya melakukan deradikalisasi.
Pertama, melibatkan organisasi-organisasi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PGI, KWI dan organisasi keagamaan lainnya yang sudah teruji dan sudah menunjukkan satu sikap jelas untuk mengajarkan sikap toleransi beragama yang inklusif, beragama yang moderat.
Baca: Terungkap Istri Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Ternyata Rencanakan Aksi yang Sama, Akan Meneror Bali
Kedua, instrumennya yang harus dievaluasi. Karena proses terpaparnya orang mejadi seorang teroris itu terjadi di media sosial.
Untuk itu perlu counter terhadap radikalisme atau deradikalisasi yang juga menjangkau media sosial.
Kalau paham radikalisme dan ajaran keagamaan yang menyuarakan kekerasan di media sosial.
Maka sebaliknya semangat keagamaan yang inklusif, toleran, moderat juga harus dilakukan melalui media sosial juga.
Jadikan media sosial sebagai instrumen untuk menyemai tentang beragama yang moderat, mengenalkan Islam rahmatan lil'alamin.
Cara-cara seperti ini menurut saya perlu ditempuh secara masif. Inilah menurut saya yang harus dilakukan secara sistematis dan masif oleh semua pihak.
Selain juga alat-alat negara yakni kementerian agama dan kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Pun organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan yang suda teruji dalam menjaga NKRI juga harus dilibatkan.
Jadi sekarang instrumennya harus diperluas, bukan hanya seminar dan pelatihan-pelatihan.
Baca: Pengemudi Ojek Online Tidak Bisa Masuk Area Dalam Istana
Tapi juga deradikalisasi melalui media sosial.
Yang tak kalah penting juga, harus lebih pro aktif datang ke Kampus-kampus dalam rangka menyemai tentang pemahaman keagamaan yang inklusif.