Pahlawan nasional
Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional Baru pada 6 Tokoh Ini, Simak Profil Singkatnya
Profil singkat pahlawan nasional baru Ruhana Kuddus, Sultan Himayatuddin, Sardjito, Abdul Kahar Muzakir, AA Maramis, dan KH Masykur 10 November 2019
TRIBUNNEWS.COM - Hari Pahlawan Nasional jatuh pada, Minggu (10/11/2019), Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan nasional baru kepada enam tokoh ini.
Pemberian gelar tersebut melalui upacara penganugerahan pada Jumat, (8/11/2019) di Istana Negara, Presiden Joko Widodo memberikan gelar pahlawan baru kepada enam tokoh.
Enam tokoh pahlawan baru tersebut yaitu Ruhana Kuddus, Sultan Himayatuddin, Sardjito, Abdul Kahar Muzakir, AA Maramis, dan KH Masykur.
Dikutip dari Kompas.com pada Minggu (10/11/2019) penganugerahan gelar pahlawan tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 120 TK Tahun 2019 tanggal 7 November 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Jokowi kepada para ahli waris.
Enam tokoh pahlawan baru tersebut merupakan penyaringan dari 20 nama yang diajukan Kementerian Sosial.
Berikut profil singkat dan kiprah 6 tokoh pahlawan baru:
Ruhana lahir di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Roehana merupakan kakak tiri dari Sutan Sjahrir, bibi penyair Chairil Anwar, dan sepupu H Agus Salim.
Ruhana Kuddus adalah wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Pada 1911, tokoh dari Sumatera Barat ini mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.
Selain itu, ia juga aktif menulis di surat kabar Poetri Hindia.
Ruhana merupakan pendiri surat kabar Sunting Melayu.
Sunting Melayu tercatat sebagai surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
2. Sardjito
Prof M Sardjito tokoh dari Yogyakarta adalah seorang dokter.

Ia adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) juga rektor pertama UGM.
Namanya telah diabadikan sebagai nama rumah sakit di Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Dr Sardjito.
3. Sultan Himayatuddin
Sultan Himayatuddin merupakan pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di wilayah Kesultanan Buton.
Tokoh dari Sulawesi Tenggara ini adalah pejuang gerilyawan penentang penjajahan Belanda di wilayah Kesultanan Buton.
Kesuksesannya mengusir kaum penjajah dari tanah Buton, pihak Kesultanan Buton menobatkan dirinya sebagai "Oputa Yi Koo".
Dalam bahasa masyarakat setempat, gelar tersebut bermakna raja atau penguasa yang bergerliya melawan penjajah di dalam hutan.
Baca: Hari Pahlawan Nasional, Mafindo Gelar Stop Hoax Festival di Tugu Pal Putih Jogja
4. Abdul Kahar Muzakir

Abdul Kahar Muzakir tokoh dari Yogyakarta adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Ia juga merupakan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) pertama.
5. AA Maramis

Alexander Andries (AA) Maramis tokoh dari Sulawesi Utara merupakan anggota BPUPKI dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
AA Maramis pernah menjabat sebagai menteri keuangan.
Selain itu, menteri luar negeri juga pernah dijabatnya.
Tanda tangan tokoh dari Sulawesi Utara ini terdapat di Oeang Republik Indonesia (mata uang sebelum rupiah).
Baca: Kumpulan Kata Mutiara Para Pejuang untuk Peringati Hari Pahlawan, Cocok Dijadikan Status di Sosmed
6. KH Masykur
KH Masykur adalah tokoh dari Jawa Timur, juga anggota BPUPKI.
Kiai Masykur merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang aktif sebagai pejuang kemerdekaan.
Kiai Masykur berjuang lewat laskar santri Hizbullah sebagai pemimpin laskar Kiai Sabilillah.
Selain itu, Ia pernah menjabat sebagai menteri agama.
(Tribunnews.com/ Fajar) (Kompas.com/Ihsanuddin)