Polemik APBD DKI 2020
Mata Najwa 'Buka-bukaan Anggaran', William: Demi Transparasi Anggaran Saya Siap Pertaruhkan Jabatan
Mata Najwa mengundang William Sarana hadir sebagai narasumber, William mengaku siap pertaruhkan jabatannya demi transparasi anggaran DKI Jakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Polemik Rancangan APBD DKI Jakarta terus bergulir, William Aditya Sarana diundang dalam acara Mata Najwa Rabu (6/11/2019) malam.
Tema Mata Najwa kali ini adalah "Buka-bukaan Anggaran",
Kali ini, Mata Najwa menghadirkan beberapa narasumber di antaranya, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Demokrat Taufiqurrahman ,Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Amin Subekti, dan Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Misbah Hasan.
Dalam acara yang dipandu Najwa, William menegaskan hanya mengakses dokumen versi publik.
Dia mengatakan tidak mengakses dokumen versi RKPDN yang dapat disunting ulang.
"Jadi, kami akses itu yang versi publik, bukan yang seperti versi RKPDN yang bisa di gonta-ganti gitu lho," tegasnya.
William juga mengomentari isu dirinya dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) DPR RI DKI Jakarta.
"Soal BK, saya sudah siap dengan resiko ini. Demi transparasi anggaran, saya siap mempertaruhkan jabatan saya," katanya.
"Kamu tidak mencari panggung, karena kami sudah bersurat secara resmi pada awal bulan Agustus. Dan tidak ditanggapi sampai sekarang. Tiba-tiba tanggal 11 Oktober 2019 itu di upload dan sorenya langsung di take down," katanya.
William menjelaskan tindakan yang dia lakukan untuk membagikan RAPBN DKI Jakarta atas dasar tidak adanya respon ketika anggota DPR RI tersebut mengirimkan surat.
Melalui link dan data yang tertinggal di website, William mengaku dapat mengaksesnya karena tertinggal di history browser.
"Nggak tahunya, link dan datana itu ketinggalan di website. Kamu masibisa mengakses dari history browser kami," ujarnya.
"Kamu tidak mencari panggung, karena kami sudah bersurat secara resmi pada awal bulan Agustus. Dan tidak ditanggapi sampai sekarang. Tiba-tiba tanggal 11 Oktober 2019 itu di upload dan sorenya langsung di take down," katanya.
William menjelaskan tindakan yang dia lakukan untuk membagikan RAPBN DKI Jakarta atas dasar tidak adanya respon ketika anggota DPR RI tersebut mengirimkan surat.
Melalui link dan data yang tertinggal di website, William mengaku dapat mengaksesnya karena tertinggal di history browser.
"Nggak tahunya, link dan datana itu ketinggalan di website. Kamu masibisa mengakses dari history browser kami," ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, William yang merupakan politikus PSI mengunggah dokumen anggaran janggal DKI di akun Twitternya @willsarana.
Dalam tweet tersebut, William meminta Gubernur untuk menjelaskan terkait anggaran ballpoint senilai Rp 123,8 miliar.
"Sebagai Gubernur, Pak @aniesbaswedan harus menjelaskan: untuk apa pengadaan ballpoint buat siswa SD senilai Rp 123,8 miliar? Tolong jelaskakan," tulisnya.
Seusai Insiden Atap SDN Gentong Ambruk, Aktifitas Sekolah Libur, hingga Ini Langkah Nadiem Makarim
Dia juga kembali menuliskan pada unggahannya yang lain "Pak Gubernur @aniesbaswedan harus jelaskan rencana pembelian 7.313 unit komputer yang masing-masing senilai Rp 15 juta. Untuk keperluan apa dan spesifikasi teknis seperti apa sehingga harus seharga itu?," tulisnya lagi.
William mengungkapkan anggaran yang telah dia publikasikan merupakan konsumsi publik.
Dia menerangkan dokumen terkait RAPBD tersebut sudah di upload oleh Bappeda, (11/10/2019).
"Bahwa apa yang saya publikasi tersebut sudah menjadi konsumsi publik, karena sudah di upload oleh Bappeda 11 Oktober 2019. Mungkin IT bisa untuk mengecek itu ya, saya harus screenshoot semua," ungkapnya.
Nadiem Makarim Tepis Kabar Tidak Pernah Sekolah di Indonesia: Saya Alumni SD AL Izhar Pondok Labu
Beredar Kabar Ahok dan Antasari Azhar jadi Dewan Pengawas KPK, Kominfo: Hoax
Warga Teluk Sumbang Kalimantan Timur Bangun PLTS Seluas 1 Hektare untuk 1000 Rumah
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)