Sabtu, 4 Oktober 2025

Politisi PSI Guntur Romli Pertanyakan Wanita Bercadar, Niqab Squad Deklarasikan Antiradikalisme

Guntur Romli Poitisi PSI menyetujui larangan memakai cadar di lingkungan ASN atau PNS. Menurutnya banyak tersangka radikalisme memakai cadar.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Tiara Shelavie
Tangkapan Layar Indonesia Lawyers Club TVOne
Guntur Romli dan Komunitas Niqab Squad dalam Indonesia Lawyers Club TVOne, Selasa (5/11/2019) 

TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia, Guntur Romli mempertanyakan para kaum bercadar yang tidak pernah terdengar menolak radikalisme di Indonesia.

Dirinya menanggapi kasus-kasus radikalisme yang sudah seperti wabah di negeri ini.

Hal ini menurutnya lantaran banyaknya temuan dari lembaga survey ataupun juga pengakuan dari tokoh negara.

Dilansir Kompas.com, adanya pengakuan dari Mantan Menteri Pertahanan Ryamizard yang menyebut bahwa 3 persen dari TNI terpapar radikalisme.

Guntur juga menyatakan dukungan dari apa yang dilakukan oleh Bapak KSAD (Jenderal Andika Perkasa), ketika memberikan sanksi kepada istri dari Kodim di Kendari, yang telah mengejek-ejek mantan Menko Polhukam Wiranto sebagai korban terorisme.

Baca: Polemik Cadar dan Celana Cingkrang: Ini Tanggapan Para Tokoh, Ibas Yudhoyono hingga Mahfud MD

"Karena salah satu ciri dari radikalisme, radikalis adalah dia membela dan memaklumi terorisme," tuturnya dalam Indonesia Lawyers Club TVOne Selasa (5/11/2019).

Ia juga memberikan data, adanya berita yang mengejutkan tentang dua polwan yang ditangkap karena diduga terpapar jaringan terorisme.

Selain itu, ia mengungkapkan adanya temuan dari Alfara pada Oktober 2017 yang menemukan 19,4% PNS/ASN menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila.

Kemudian di tingkat BUMN, ada 9,1% yang tidak setuju Pancasila.

Lalu, ada 22,2% PNS setuju dengan konsep khilafah.

Juga di BUMN ada 10,3% yang setuju dengan konsep khilafah.

Menurut Guntur, jika ada yang setuju dengan khilafah dan juga anti Pancasila, mereka merupakan bagian dari radikalisme.

Tak lama sebelumnya, isu radikalisme membuat Fachrul Razi selaku Menteri Agama mengeluarkan usulan larangan pemakaian cadar untuk ASN atau PNS.

Adanya polemik larangan bercadar di ASN atau PNS bagi Guntur karena munculnya kasus yang diketahui tersangka menggunakan cadar.

Baca: Di ILC, Mahfud MD Blak-blakan Ungkap Sosok Penyebar Radikalisme di Indonesia: Nanti Jadi Masalah

"Pelaku bom surabaya menggunakan cadar, yang ikut menusuk Pak Wiranto menggunkan cadar," ujarnya memberi contoh.

Ia juga mempertanyakan adanya komunitas cadar yang tidak pernah secara lantang mengutuk soal-soal terorisme di Indonesia.

Guntur Romli dalam Indonesia Lawyers Club TVOne
Guntur Romli dalam Indonesia Lawyers Club TVOne: Apa dan Siapa yang Radikal? Selasa (5/11/2019)

Hal ini menurutnya belum pernah mendengar para kelompok bercadar keras menolak radikalisme ataupun terorisme.

"Sehingga ada yang namanya stereotyping terhadap mereka.

Harusnya, ada kampanye juga yang katakanlah kelompok-kelompok cadar yang postif ikut secara lantang menolak terorisme, ikut secara lantang juga bicara soal toleransi," pungkas Guntur.

Hal tersebut menurutnya lantaran agar kelompok bercadar menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, sehingga tidak menjadi kelompok tersendiri.

Guntur menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memusuhi apa yang dia tidak ketahui, seperti tidak mengenal para kelompok bercadar.

Karena ketidaktahuan menyebabkan orang menjadi takut dengan wanita berpakaian cadar.

"Ketika komunitas cadar dibiarkan terstigma katakanlah dengan jaringan terorisme, dengan kelompok ekstrimisme keagamaan.

Kemudian tidak ada bagian dari mereka yang bicara secara lantang, nah ini jangan-jangan benar?" ujar kader Nahdlatul 'Ulama (NU) tersebut.

Pihaknya mengusulkan proses ke depan adalah panggilan untuk komunitas bercadar agar bicara tentang penolakan radikalisme.

Ia mencontohkan seperti halnya tokoh-tokoh Islam di Indonesia pada umumnya.

"Ketika ada terorisme, tokoh-tokoh Islam mengatakan, 'Tidak, terorisme tidak terkait dengan Islam'," bebernya pada malam itu.

Komunitas Niqab Squad
Komunitas Niqab Squad dalam Indonesia Lawyers Club: Apa dan Siapa yang Radikal? Selasa (5/11/2019)

Di sisi lain, dokter Selly dari komunitas Niqab Suad Indonesia yang juga hadir pada acara tersebut menanggapi Guntur Romli yang mengatakan agar kelompok-kelompok cadar secara lantang berkampanye menolak terorisme.

"Pak mohon maaf kami sudah melakukan itu. Kami sudah keliling Indonesia melakukan kajian, kami mengutuk keras yang namanya teroris," tegasnya kepada politisi PSI.

Menurut wanita bercadar tersebut, kegiatannya bersama Niqab Squad belum pernah di-blow up atau di-eksplore, sehingga masyarakat Indonesia secara luas belum tahu akan postifinya kegiatan paraa wanita bercadar.

"Dengan ini saya mewakili Niqab Suqad Indonesia kami dengan tegas mengatakan kami mengutuk keras terorisme dan mengutuk keras pembunuhan terhadap manusia," tambahnya.

Pernyataan dokter Selly tersebut diiringi tepuk tangan audiens di studio TV One.

Terkait dengan cadar yang sekarang menjadi pembahasan, Guntur menyetujui aturan pemerintah yang akan menerapkan larangan penggunaan cadar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS ).

Ia menegaskan aturan tersebut yang memutuskan adalah pemerintah.

"Kalau itu aturan terkait dengan ASN ataupun kantor pemerintahan, saya mendukung," uangkapnya.

Namun, kendati demikian ia tidak mendukung adanya pelarangan cadar jika di luar lingkungan ASN.

"Ada caleg dari PSI, dari Sulawesi Tengah dan itu pakai cadar. Itu tidak masalah. Bagian dari pilihan dia," ia tuturkan untuk mencontohkan. (*)

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved