Kabinet Jokowi
Fadjroel Rachman Ditunjuk Jadi Juru Bicara Presiden Jokowi
Sementara itu di tempat yang sama, Fadjroel mengatakan dirinya efektif ditugas sebagai juru bicara presiden per 21 Oktober 2019.
Ia juga meloloskan Pemilukada Independen untuk Provinsi Aceh pada tahun 2010, dan bersama Aliansi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Serentak (Effendi Gazali, Prof Hamdi Muluk, dll) memenangkan judicial review Pemilu Serentak di Mahkamah Konstitusi yang akan dilaksanakan pada tahun 2019.
Fadjroel Rachman juga memperjuangkan Calon Presiden Independen di Mahkamah Konstitusi dan bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memperjuangan Amendemen Ke-V di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Mahkamah Konstitusi juga mengabulkan judicial review Fadjroel Rachman sebagai Presiden Gerakan Nasional Calon Independen (GNCI) untuk mengubah persyaratan Pemilihan Kepala Daerah dari jalur Independen (kandidat perseorangan) dengan memperhitungkan prosentase proporsional terhadap Daftar Pemilih Tetap pemilu sebelumnya, bukan lagi berdasarkan populasi (jumlah penduduk).
Fadjroel Rachman juga merupakan pendiri dari KOMPAK (Koalisi masyarakat Sipil Anti Korupsi) bersama sejumlah tokoh LSM dan Akdemisi.
Fadjroel Rachman merinstis usaha di PT Pedoman Group (media, komunikasi, riset dan konsultan).
Fadjroel Rachman menjabat Komisaris Independen di Persada Group, perusahaan penyedia menara BTS (Tower Provider), Gedung Perkantoran dan Hydro Power.
Fadjroel juga menjadi Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia Research and Consulting (PIRC) dan menjabat Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) 2013–2016. (2)
Fadjroel Rahman diangkat menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero), sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.
Fadjroel ditunjuk sebagai komisaris pada 22 September 2015.
Karier sebagai Penulis
Tidak hanya sebagai aktivis, Fadjroel Rahman juga diketahui merupakan seorang penulis.
Ketika masih berkuliah di ITB, Fadjroel Rahman aktif dalam kegiatan sastra, pers, dan kelompok studi lain.
Fadjroel Rahman mulai menulis puisi ketika dirinya berada di dalam penjara.
Puisi-puisi yang dituliskan di balik terali penjara itu kemudian diterbitkan dalam kumpulan puisi Catatan Bawah Tanah.
Beberapa karya buku Fadjroel Rahman seperti Menggugat Indonesia: Republik Tanpa Publik (1990), Democracy without The Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State (2007), Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (2006).